Mohon tunggu...
Muharrikah Faza2023
Muharrikah Faza2023 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seoarang mahasiswi dan maahsantri Mahad Suanna Ampel Al Aly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Silogisme, Logisme, dan Falasi

1 Oktober 2023   06:30 Diperbarui: 1 Oktober 2023   07:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Pada setiap kegiatan akan ada yang namanaya logika berfikir, setiap ahal yang meneyertai itu merupakan logika berfikir, kita melakauakan nlogika berfikir dalam mencapai suataua haal kebenarana ataua kebijaksanaan.

   Kemamapuan untuk berfikir secara logis, analis, dan memeiliki kesimpulan, menjadi fitrah kita sebagai makhluk yang memiliki akal dan mampu menalar. Logika secra estimologi dalam bahasa Latin, Yunani yakni dari kata logos (perkataan akal), yakni peneyelidikan dasar-dasar dan metode berfikir yang benar atau lurus. 

Sehingga dalam proses berfikir ilmiah atupun pemhamaan dalam suatu hal perlu didorong dengan logika. Adapun penriakan kesimpulan ilmia bisa ditarik dengan logika deduktif dan logika induktif. Selain itu bahasa juga menjadi sarana berpikiri ilmiah, bahwa bahasa menjadi alata komunikasi verbal dalam penyampaian jalan pikir kepada orang lain. (Imron Mustofa, 2016)

  Pada logika berfikir ada yang disebut dengan Silogisme, merupakan bentuk argumen secara logis terdiri atas 2 pernyataan, dana memiliki kesimpulan. Pada silogisme, pernayataan pertama yakni major, pernyataan dua minor, dan kesimpulan. Pada sebuah jurnal menegnai kajian ilmu matematika, bahwa pelajaran Matematika memiliki peran dalam meelatih berfikir logis, analis, krtits.

  Selain pada silogisme, ada falasi, yang merupakan jenis argumen keliru atau menjerumus padad hal tidak valid. Sheingga faalsi merupakan penalaran yang mengakibatkan kesalahan logis atau pemikitan.

  Sehingga, pada logika kita belajar ilmu pemlaraan yang benar atau menacapai kebenaran, secara silogisme ia memeiliki dua premis atau pernyataan dan kesimpulan. Adapun falasi sisi ketidakvalidan argumen. Memiliki pemahaman yang baik mengenai logika dan mampu identifikasi atau analisis, memebantu dalam berfikir kritis dan menajdikan argumen kuat.

References

Hidayat, W., & Sumarmo, U. (2013). kemampuan Komunikasi dan Berfikir Logis Matematika Serta kemandirian Belajar. Jurnal Mtematika dan Pendidikan Matematika, 1-3.

Mustofa, I. (2016). Jendela logika dalam Berfikir: Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. Jurnal Pemikiran dan Pendiidkan Islam, 122-124.

Sutrisno, Prasetyowati, D., & Kartinah. (2018). Efektivitas Buku Ajar Matematika SMP Berbasis 3-D untuk Meningkatkan Kemmapuan Komunikasi Matematika Siawa. Jurnal Silogisme, 8-10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun