Apa yang terbesit di benak Anda ketika disuruh deskripsikan rumah?
Satu petak lahan beserta bangunan. Terdiri atas berbagai bilik, setiap sisi penuh arti dan kenangan. Diklasifikasikan sebagai kata benda. Secara fungsi, benda ini diumpamakan payung. Mampu menangui orang berteduh. Dapat melindungi dari hujan dan terik matahari. Dilambangkan duka andai tampilan payung miliki warna hitam. Kebermanfaatan benda tersebut menyerupai payung.
Namun, lebih menghiasi kehidupan setiap insan. Kadang bisa datangkan petaka, tawa, kelam, terpingkal, syahdu, meringis, hingga tetes air mata. Itulah ilustrasi rumah.
Secara harfiah, rumah disebut tempat tinggal. Anggota keluarga berjibaku dalam segala aktivitasnya di rumah. Mewujudkan rumah idaman baik dari segi kualitas psikologis maupun fisik tidak perlu mewah. Keagungan rumah dapat ditaksir melalui sejumlah nominal andai terhitung dijual.
Tapi permasalahan yang akan kita telaah bukan sebatas rumah sebagai tempat tinggal bagi anak atau anggota keluarga lainnya. Korelatif bersama banyaknya temuan bahwa anak lebih nyaman ketika dekat pengasuh. Kondisi prihatin dialami orang tua saat ada dinas luar kota, misalnya. Mereka meninggalkan anak di rumah.
Kenyataannya, kesempatan emas berpihak pada anak. Anak beranggapan jika orang tua tidak di rumah, maka saat itulah hal yang dinanti. Kenapa? Sebab mereka bisa leluasa menginap di rumah pengasuhnya.
Acapkali pertanyaan terlontar, lantas apa istimewanya pengasuh dibandingkan orang tua? Apakah kurang kasih sayang, atau justru terlalu dikekang. Untuk mengulas kondisi di atas, maka perlunya orang tua menciptakan kondisi rumah tidak hanya sekadar tempat tinggal atau tempat singgah belaka bagi si anak. Akan tetapi, orang tua senantiasa benahi apakah di rumah sudah memberikan layanan maksimal kepada anak.
Berikut fungsi dan upaya orang tua terhadap keberadaan rumah dengan mengedepankan kebutuhan anggota keluarga terutama si anak.
a. Rumah sebagai madrasah
Rumah menjadi madrasah pemula bagi anak. Disebut madrasah karena materi pendidikan di dunia diimbangi dengan butir-butir pengetahuan akhirat. Lebih merujuk ke agama. Bekali anak untuk saling menghormati antarperbedaan, biasakan ucapkan terima kasih setelah dibantu saudara atau anggota lain di rumah.