Setiap manusia senantiasa mendamba, kelak ketika pascatamat pendidikan akan gapai cita-cita. Lulus bangku sekolah maupun kuliah, fase berikutnya meja kerja sudah menanti.Â
Umumnya, semangat membara ketika peroleh kerjaan sesuai passion. Segala persiapan digaungkan guna menjalankan posisi pegawai, karyawan, dokter, polisi, Â guru, juru, bahkan bertempat di struktur yang lebih tinggi.Â
Persiapan tidak sebatas penampilan fisik saja. Namun, mental tetap menjadi andalan dalam mengarungi lapangan kerja. Bagaimana harusnya bersikap terhadap pimpinan, partner kerja, hadapi klub senioritas, bahkan harus seperti apakah nada kita bicara kepada orang-orang di tempat kerja.
Sikap di dunia kerja apakah selamanya menjadi prioritas utama? Penilaian pimpinan ke kita, apakah hanya berdasarkan aturan tertulis saja?Â
Lalu, bagaimanakah jika aturan tidak tertulis membuat tidak kerasan di tempat kerja itu? Atau sebaliknya, aturan tidak tertulis akan menjadikan pribadi antikritik.
9 Aturan tidak tertulis di tempat kerja
Jangan menanyakan hal privat
Bagi sebagian orang, besaran gaji menjadi hal riskan untuk diperbincangkan. Saru, menurut orang Jawa yang berarti segala hal atau ucapan yang tidak pantas dilakukan. Terkait nominal cenderung bagian privat seseorang.Â
Selain bertanya dan mencari tahu upah maupun gaji seseorang, hal privasi yang tidak tertulis pada aturan dunia kerja yaitu menanyakan "Sudah married berapa lama, kok belum punya momongan?".Â
Riilnya ada yang siap dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun tak sedikit yang cenderung menghindar jika dibebani dua kalimat tanya itu. Maka alangkah baiknya tuk selektif memilah dan memilih topik obrolan.Â