Siapa nih yang belum mengunjungi bioskop kesayangan Anda untuk memanjakan mata menyaksikan pemutaran film Tegar? Antusias penonton Tegar terbilang tidaklah sedikit. Mulai dari kalangan orang tua, guru, siswa, dan masyarakat secara luas berbondong-bondong rela antre tiket hanya untuk mengikuti alur film Tegar. Meski sempat ditunda penayangannya pada akhir tahun 2022, film ini akhirnya dapat dikonsumsi khalayak umum per September 2023.Â
Film Tegar dibintangi oleh aktor kawakan yang sudah puluhan tahun melalangbuana di dunia perfilman yakni Dedy Mizwar. Perannya sebagai kakek yang bernama Felik Jabang Kayana hanya muncul pada detik-detik awal dengan penggambaran sebagai seorang ayah sekaligus kakek yang sangat pengertian terhadap anak serta cucu tunggalnya. Sekalipun hanya hitungan menit karakter Dedi Mizwar menjadi simbol tersirat mengantarkan pengenalan konflik film. Selain Dedy Mizwar, Sha Ine Febriyanti seorang aktris sekaligus sutradara yang sudah membintangi puluhan film didapuk sebagai tokoh ibu Tegar atau anak dari Dedy Mizwar. Posisi single parent yang dirasakan Sha Ine sebagai Wida dikarenakan melahirkan anak disabilitas membuat dirinya ditinggalkan oleh suami.
Tokoh utama dalam film ini yaitu seorang anak penyandang disabilitas  M. Aldifi Tegarajasa sebagai Satria Tegar Kayana (Tegar). Anak usai 10 tahun  bermimpi untuk mengenyam pendidikan di sekolah formal layaknya teman sejawat. Namun ibunya pesimis dengan sistem pendidikan di Indonesia, apakah sekolah mau menerima anak cacat? Bagaimana jika terjadi perundungan?  Â
 Pemeran pendukung lainnya yaitu: Juanita Chatarina (pengasuh Tegar yang biasa dipanggil Teh Isy), M Adhiyat sebagai Iman merupakan salah satu teman Tegar, Prihartono Mirsaputra sebagai Akbar, Addistra Rizki Pratama, Farhan Tri Anugrah, Ariani Nisma Putri, dan Jamaluddin Latief.
Sinopsis Film Tegar
Film Tegar menceritakan seorang anak yang dari kecil tinggal bersama kakek dan ibunya. Anak tersebut bernama Tegar. Takdir Tegar memiliki tubuh catat, kedua tangannya tidak utuh, kaki kiri bisa berfungsi dengan baik sedangkan kaki kanan berukuran kecil sehingga jika dibuat jalan hanya mengandalkan satu kaki. Tepat di hari ulang tahunnya ke-10 tahun, Tegar diberi kado oleh kakeknya yaitu seragam sekolah. Baju merah putih itu impinan mendalam bagi Tegar. Impiannya tidak berjalan seimbang dengan pemikiran ibu Tegar yang punya prediksi bahwa disabilitas tidak bisa duduk di bangku sekolah, hanya cibiran dan bullying yang akan didapatkan. Kakek meninggal.Â
Kondisi rumah untuk pengelolaan pekerjaan digantikan oleh Wida (ibu Tegar), membuatnya sering meninggalkan rumah. Teh Isy pengasuh Tegar diberikan mandat oleh Wida untuk menjaga dan merawat Tegar selama Wida pergi. Namun Teh Isy mengalami simalakama tepat di hari yang sama untuk menjaga Tegar, dari kampung halamannya ada berita bahwa ibunya sakit.Â
Tegar mencari dan memanggil teh Isy dikarenakan dia mau buang air kecil, namun yang dicari tak kunjung datang. Tegar dengan segala keterbatasannya menuju kamar mandi, belum sampai ke kamar mandi dia sudah ngompol. Momentum ngompol ini menjadi perdana Tegar untuk berusaha membuka celana dan baju sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.Â
Dulu kakek telah berpesan bahwa ada satu alat yang dinamai TanteBot, alat itu semacam penyambung perintah ke televisi dengan saluran internet. TanteBot diperintah Tegar cara membuka baju, membuat telur goreng, mengupas dan memakan buah naga, mematikan dan menghidupkan lampu, dll. Setibanya Teh Isy ke rumah mewah tersebut, Tegar sudah tidak ada di rumah. Sebelum pergi Tegar berpamitan dengan sosok foto kakek tergantung di kamarnya. Tegar berhasil membuka pintu rumah menuju kolam renang. Berenang sejenak dan meneruskan perjalananya keluar dari area rumahnya.Â
Teh Isy kembali ke rumah dengan perasaan bersalah, mencari Tegar ke seluruh bagian rumah, namun hasilnya nihil. Disusul Ibu Tegar yang sangat kecewa kenapa Teh Isy meninggalkan Tegar sendirian. Mereka akhirnya mencari Tegar ke kota. Beberapa hari berlalu dan akhirnya Tegar ditemukan oleh seorang tukang parkir yang membawanya kepada Mang Akbar (seorang disabilitas) untuk tinggal di rumahnya. Mang Akbar memiliki bakat menjahit dan menyanyi, dia adalah ayah dari Imam (temannya Tegar). Menyadari keterbatasannya dan menginginkan Tegar seperti dia, akhirnya Mang Akbar membawa Tegar ke sekolah.Â