Mohon tunggu...
Kibas
Kibas Mohon Tunggu... Editor - Pemuda desa.

Di sini aku hanya menerjemahkan kicauan burung yang ada dalam kepalaku, risih jika tak dikeluarkan. Maka, selamat membaca kicauan burung milikku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendingin

26 Februari 2021   21:49 Diperbarui: 26 Februari 2021   22:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Barangkali ini sebuah kisah asmara
Aku yang bermalam seorang diri, gundah gulana
Tiap hari menanti, tak jua kau kunjungi
Ku panggil api, namun mendingin

Barangkali ini awalnya
Kau tumbuh dengan sejuta cinta
Cinta yang tak mungkin ada untuk insan manapun
Kau juga yang membuat rumput pagi berembun

Seekor anjing di simpang kiri jalan
pun tak sanggup kedinginan
Kau tau aku adalah anjing itu
Berkelana dengan takdir hingga membeku

Aku hanya kedinginan, kekasih
Sedang rindu tak kenal tata-krama
Tiap hari menanti, tak jua kau kunjungi
Ku panggil api, namun mendingin

Lelaki mana yang sanggup dengan dinginmu?
Kau mempersilahkan sama sekali tak hangat
Di mana kehangatan itu?
Aku ingin, kekasih
Kau yang kurindu

Kibas, 26 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun