Beberapa hari ini dengan mencuatnya #KaburAjaDulu sempat kembali memikirkan satu hal yang belakangan sering terlintas di kepala: pergi kerja diluar negeri, ke Jepang misalnya.
Melihat kawan-kawan dan tetangga yang dulu lulus sekolah lalu memutuskan merantau ke sana, lalu pulang-pulang bisa bangun rumah mewah di kampung, rasanya kok menarik. Mereka pulang dengan kesejahteraan yang lebih baik, minimal punya rumah sendiri dan bisa buka usaha.
Belum lagi saat melihat postingan mereka di media sosial. Saat musim dingin, mereka pamer bisa melihat dan menyentuh salju, bahkan pamer bisa makan salju, hehe.... Sesuatu yang mustahil di Indonesia untuk rasakan secara langsung.

Atau yang memilih bekerja di Pelayaran, bisa kerja sambil jalan-jalan di Eropa. Tapi itu semua ya kalau dalam ungkapan Bahasa Jawa masih "sawang sinawang" melihat yang lain lebih beruntung, padahal belum tentu begitu juga.
Kadang terpikir, dengan kursus bahasa Jepang dan magang kurang lebih satu tahun, mereka bisa berangkat dengan modal yang kurang lebih sama seperti biaya kuliah sampai lulus di Indonesia. Bedanya, setelah lulus kuliah di sini, belum tentu langsung dapat pekerjaan yang layak.
Di Indonesia, syarat pekerjaan sering terasa berlebihan, bahkan ada yang hanya sekadar iseng dari HRD. Mungkin karena jumlah penduduk yang produktif banyak tapi lowongan pekerjaan yang terbatas.
Hasrat ini pernah semakin kuat waktu menonton pertandingan Timnas Indonesia di Stadion Manahan sambil menunggu kick-off, sempat mengobrol dengan penonton di sebelah yang ternyata seorang guru kursus bahasa Jepang.
Ia berasal dari Medan, menjadi guru kursus bahasa Jepamg di Solo. Katanya, tenaga kerja asal Jawa Tengah banyak diminati di Jepang karena keterampilan dan attitude mereka yang baik. Bahkan, kalau sekolahnya lebih tinggi, ada peluang jadi pekerja profesional dengan bayaran besar.
Setelah saya cari tahu dan googling nemu beberapa website yang mengatakan serupa, dan sumber resmi ada di jatengprov.go.id (21/10/2024). Dalam lamannya dimuat Tenaga kerja magang asal Jawa Tengah menjadi andalan di Jepang. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca Di Sini