Oleh : Muhardi
Alumni SMAN 1 Sungai Aur
Pilkada 2020 telah usai dan sebentar lagi kita bakalan tahu siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan di Pasaman Barat nantinya, Proses demokrasi ini harus kita lewati dengan ongkos yang sangat besar. Baik itu ongkos finansial, sosial dan politik.Â
Tercatat ada 5 Pasang Calon yang mengikuti kontestasi dalam pemilihan bupati Pasaman Barat periode 2021-2024 ini, selain ongkos yang di keluarkan kandidat yang cukup besar, Pemerintah juga sudah menganggarkan dengan jumlah yang cukup fantastis terbukti dari ucapapan Menteri Keuangan RI, Â "Anggaran Pilkada Rp15,23 triliun ini APBD. Dengan adanya protokol menjadi Rp20,46 triliun," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (22/9/2020).
Jumlah ini tentu lebih besar karna sudah mencakup semua keperluan dalam pilkada serentak 2020 ini. Biaya yang di butuhkan pada pilkada Pasaman Barat juga sangat besar angka yang diterima lebih dari Rp 10 Milliar dan KPU Pasaman Barat sempat mengajukan usulan penambahan karna bertambahnya juga kebutuhan pada proses pemungutan suara di masa pendemi ini.
Cukup besar Uang rakyat yang terpakai dalam pergantian kepala daerah serentak ini . Hal ini mestinya  harus sebanding dengan hasil yang kita inginkan yaitu pemerataan pembangunan di setiap daerah, Hasil pilkada hanya menunggu waktu untuk ditetapkan. Â
Apapun nanti hasilnya, sekarang adalah saatnya menyudahi kontestasi dan menghadirkan konsolidasi. Tingginya tendensius akibat memperjuangan kandidat masing-masing sangat terasa hingga kemasyarakat banyak, Suasana kebatinan kita juga dirusak oleh perbedaan politik masing-masing.
Perbedaan dukungan membuat jarak antar anak daerah yang mulanya padahal berteman. Seolah, kita hanya terbagi mengikuti kelompok yang di unggulkan. Saling menyimpan bara permusuhan yang siap meledak. Banyaknya akun palsu dimedia sosial yang menyebar informasi hoaks terkait calon lain sehingga dapat mempengaruhi suara pemilih.Â
Silaturahim kita terganggu bahkan satu keluarga bisa cekcok karna beda pilihan. Sepertinya, kita belum siap dengan kedewasaan berpolitik. Belum lagi produksi dan distribusi informasi hoaks dan ujaran kebencian merajalela di berbagai simpul-simpul komunikasi yang digunakan sebagai alat menyerang ataupun melemahkan pihak lain. Kita menjadi saling curiga dan menebar benci.
Harapan nantinya setelah ditetapkan KPU siapapun kepala daerah terpilih maka semuanya mesti menghadirkan konsolidasi dan mengajak para pendukungnya masing-masing untuk mengakhiri kontestasi ini, sudah cukup banyak energi yang terkuras dalam menyelenggarakan pilkada ini.Â
Mari bersama-sama bersatu melepaskan ego dan fokus ikut serta dalam proses pembangunan kabupaten Pasaman Barat kedepan konsolidasi akan terjadi jika kita bekerja sama dan menumbuhkan rasa saling percaya. Tanpa itu mustahil rasanya konsolidasi itu akan berhasil menyatukan karna sempat terpecah akibat beda pilihan di Pilkada ini.
Terakhir apresiasi juga saya sampaikan kepada seluruh elemen penyelenggara pilkada serentak 2020 terkhusus di kabupaten Pasaman Barat . Minimnya isu miring terkait penyelenggara juga patut di acungi jempol. Semoga seluruh masyarakat kabupaten kembali lagi hidup damai dengan keberagaman penduduknya seperti sebelum pelaksanaan pilkada ini.Â