Mohon tunggu...
M Anwar Sidiq
M Anwar Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri/Pelajar/Mahasiswa

Santri di salah satu pesantren di Boyolali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembukuan Mushaf Al-Qur'an

8 April 2024   00:02 Diperbarui: 8 April 2024   15:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al Qur'an Pada masa Rasulullah SAW, belum ada mushaf Al-Qur'an seperti saat ini. Al Qur'an mulai di tulis pada masa Sahabat, dan yang pertama kali membukukan Al Qur'an adalah pada masa Sahabat Khulafaur Rasyidin. Karena banyak sahabat yang gugur di Medan peperangan, maka dikhawatirkan jika tidak ditulis, Al Qur'an bisa hilang.

Pada masa Tabi'in, Mushaf Al-Qur'an yang ditulis oleh para sahabat masih terlalu tinggi, hurufnya rumit sehingga susah untuk dibaca. Kemudian pada tahun 65 Hijriah, diberi tanda "titik" oleh Imam Abu Aswad ad Duali. Agar lebih mudah dibaca.

Di masa Tabi'it Tabi'in, tanda titik masih belum cukup, Kemudian diberi harokat oleh Syekh Kholil bin Ahmad Al Farahidi, Guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 Hijriyah.

Dahulu, Ketika Islam semakin menyebar ke penjuru dunia, sehingga Al-Qur'an semakin banyak dibaca oleh berbagai orang dengan suku dan ras yang berbeda-beda.

Ketika orang Andalusia diajari 'Waddluha" Keluarnya "Waddluhe".

Ketika orang Turki diajari  "mustaqiim" keluarnya "mustaqiin".

Ketika orang Padang (Sumbar) diajari  "Lakanuud"  keluarnya "lekenuuik".

Ketika Orang Sunda diajari  "alladzina" keluarnya "alad zina".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun