Mohon tunggu...
M Anwar Sidiq
M Anwar Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri/Pelajar/Mahasiswa

Santri di salah satu pesantren di Boyolali

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tanda- tanda Jiwa yang Kotor

8 Mei 2023   08:52 Diperbarui: 8 Mei 2023   08:53 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

TANDA-TANDA JIWA YANG MASIH KOTOR
Diambil dari kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Ghazali, tanda-tanda jiwa yang masih kotor disebutkan ada 5 ciri, antara lain sebagai berikut;
1. Kesulitan Melaksanakan Fungsi Ilmu, Hikmah Dan Ma'rifat.
Seseorang sudah sekolah selama 3 tahun atau bahkan lebih. Sudah mondok selama bertahun-tahun akan tetapi masih belum bisa mengamalkan ilmu yang kita pelajari selama ini. Tiap habis belajar atau habis ngaji, tidak satupun ilmu yang kita ingat. Ini yang sering dialami banyak orang. Misal dari sekolah atau habis ngaji kita ditanya tapi kita tidak ingat denga apa yang kita kaji saat pelajaran tadi, padahal baru saja. Jika tanda ini masih terjadi pada diri kita, brarti jiwa kita masih belum bersi atau masih kotor.

2. Tidak Bisa Menikmati Ibadah.
Kita sudah shalat,sudah puasa selama 30 hari, sudah mengeluarkan zakat. Akan tetapi masih saja berat, rasanya masih banyak beban. Baru nongkrong sebentar tapi tiba-tiba mengeluh karena udah adzan. Kemudian kita sholat dengan terburu-buru agar bisa lanjut nongkrong lagi. Itu tanda kedua jika jiwa seseorang masih kotor. 

3. Sibuk Dengan Hal-Hal yang Tidak Berarti atau Tidak Bermakna
Dalam waktu sehari, kita ngapain aja. Apa kesibukan yang kita lakukan dalam 24 jam ini. Apakah Cuma tidur, atau Cuma ngegame, atau Cuma secrol-secrol tik-tok. Apakah ada maknanya dalam keseharian kita. Apakah kesibukan yang kita lakukan ini ada maknanya. Jangan sampai waktu kita habis melebihi waktu kita kepada Allah.  

4. Ada sesuatu Yang Dicintai Melebihi Cinta Kita Kepada  Allah
Setiap orang pasti mempunyai ambisi, mempunya cita-cita, mempunya kesibukan sendiri-sendiri. Akan tetapi kita perlu ingat finalnya tetap kepada Allah. Ap akita tidak boleh mencintai sesame jenis atau mencintai sesuatu, Tentu saja boleh tapi janagan sampai cinta itu melebihi cinta kepada Allah.  

5. Berlebihan Dalam Segala Hal
Segala yang berlebihan itu tidak baik. Contohnya kita makan terlalu kenyang, pasti rasanya tidak nikmat. Kelebihan dalam apapun, kelebihan dalam kebaikan, maupun dalam keburukan. Makanya kalo kita nembak cewek tapi ditolak, jawabannya si cewek tadi, kamu terlalu baik buat aku. Padal dia pengennya yang pas aja.  

Pada akhirnya kita harus bisa muhasabah dengan diri kita sendiri, apakah masih ada kekotoran dalam jiwa kita. Kita berat dalam beribadah tetapi asyik dalam selain Allah. Jika tanda-tanda tadi masih ada dalam diri kita kemungkinan masih ada kotoran dalam jiwa kita, apakah itu sombong, riya', maksiat yang kita lakukan, dosa kecil atau apa, Mari kita bersihkan agar hidup kita terarah. Semoga Bermanfaat.
Sumber: Yt Ngaji Filsafat Dr. Fahrudin Faiz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun