Mohon tunggu...
Hasan Muhammad
Hasan Muhammad Mohon Tunggu... -

'

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertanda

12 April 2011   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="gambar/dusone.wordpress.com"][/caption]

Malam itu aku bermimpi tentang jam tiga sore yang menjelma subuh yang hitam dan remang. Jam tiga sore yang mempertemukanku dengan musafir gila yang menembus badai dengan misterius. Lalu menertawakan manusia yang enggan kehilangan. Mimpi yang sempat aku catatkan dalam selembar kertas.

#

Esok hari, seharian berada di kantor seperti menguburku dalam dunia lain. Tapi tak kusangka jam tiga sore mengabulkan mimpiku memanggil subuh yang kehujanan dan diam. Kondisi yang merelakan badan ini menembus hujan menuju kediaman kecilku karena keterburuan.

Saat di tengah jalan aku tertegun menyadari angin dan gelap telah membasahi badan, “apakah musafir gila itu aku?” pikirku sambil melipat catatan mimpi tadi malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun