Mohon tunggu...
Hasan Muhammad
Hasan Muhammad Mohon Tunggu... -

'

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Biarkan LPI dan LSI Tetap Bersaing

6 April 2011   13:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:04 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13020951311727335381

Gambar : serbaedan.blogspot.com

Ada wacana dari pemerintah dan anjuran FIFA agar dilakukan peleburan kompetisi Liga PrimerIndonesia (LPI) yang diprakarsai Arifin Panigoro dengan Liga Super Indonesia (LSI) yang lebih dulu ada. Entah bagaimana teknisnya akankah digabung dengan peserta LSI sehingga jumlah klub membengkak menjadi 37 atau dengan alterntif lain dengan memberi divisi tersendiri untuk LPI.

Sulit menilai jika opsi yang dilakukan adalah melebur kompetisi LPI dengan kompetisi naungan PSSI saat ini terutama dalam divisi yang berbeda. Jika memang opsi ini yang dilakukan, lalu bagaimana menentukan kompetisi yang diberikan tempat paling tinggi di kompetisi? LPI memang digadang-gadang sebagai kompetisi profesional dengan kemandirian pembiayaan mereka. Hal ini sangat timpang jika dibandingkan klub-klub LSI yang masih menyusu pada APBD. Tapi tentu tidak serta merta kompetisi LPI lebih baik dari pada LSI seperti yang pernah diklaim Abi Hasantoso soal kemandirian LPI ini. Kemandirian LPI patut diapresiasi oleh pecinta bola Indonesia, tetapi pertanyaannya seberapa lama pihak konsorsium LPI membiayai kompetisi bahkan berikut gaji semua pemain yang berlaga di LPI. Apakah realisasi mereka sejalan dengan perencanaan bisnis mereka?

Dari sisi penonton, klub-klub LPI kebanyakan adalah klub-klub kemarin sore yang belum memiliki basis penonton yang mapan kecuali beberapa klub yang memang telah lama berdiri seperti Persebaya 1927, PSM Makasar dan Persibo Bojonegoro. Lihatlah kegaduhan pertandingan-pertandingan LPI lebih banyak karena teriakan para pemain itu sendiri di lapangan dari pada gegap gempita para penonton. Bahkan untuk klub sekaliber Persema yang menjadi pemuncak klasemen, pertandingan kandang di stadion Gajayana lebih banyak ditonton deretan bangku kosong. Hal ini tentu sangat berbeda dibandingkan jika menengok kompetisi LSI yang seakan sudah menjadi jaminan bakal diluberi penonton. Militansi, kreativitas, Loyalitas sudah menjadi trademark bagi suporter klub-klub LSI dan (tentu saja kecuali kerusuhan yang kerap mereka ciptakan) menjadi daya tarik bagi pemain asing untuk merumput di Indonesia.

Saya pikir opsi yang lebih baik adalah dengan membiarkan mereka tetap bersaing dengan restu PSSI.Lihatlah bagaimana situasi LSI saat ini dibanding sebelum LPI bergulir. Sebut saja dalam perwasitan. Dulu wasit selalu menjadi tersangka pertama soal ketidakpuasan. Memang begitu banyak cerita wasit horor di LSI sebelum era LPI. Indikasi kolusi sangat lekat di banyak pertandingan LSI seperti kekisruhan pertandingan antara PSM Vs. Semen Padang yang menjadi tanda tangan PSM menuju LPI. Sejak adanya LPI, masalah perwasitan ini sedikit terpecahkan. Bahkan PSSI mulai memakai jasa wasit asing seperti yang dilakukan LPI lebih dulu. Efeknya, pertandingan LSI kembali lebih menarik. Makin banyak tim tamu saat ini diijinkan untuk memenangkan pertandingan tandangnya. Efek persaingan lainnya, Nurdin Halid menjanjikan klub-klub PSSI dana sponsor sebesar Rp 2M (meski belum terealisasi).

Jadi biarkan mereka tetap bersaing. Apalagi penyelenggara kompetisi sudah berbentuk PT layaknya perusahaan yang siap bersaing. Jangan sampai tidak ada persaingan seperti ketunggalan salah satu perusahaan milik Negara yang ketagihan earth hour itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun