Setiap hal yang kita alami dan terjadi di sekitar kita bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.
Proses cahaya masuk ke mata sehingga bisa melihat, gemerlap cahaya bintang yang menghiasi langit malam, udara kotor kota yang mengepul, dan kondisi cuaca yang tak menentu, semuanya bisa dijelaskan secara mendalam dengan ilmu pengetahuan.
Apalagi jurnal penelitian para ilmuwan yang bisa diakses dan dibaca, tentu bisa menambah wawasan baru tentang kemajuan dunia pengetahuan saat ini.
Hanya saja tidak setiap orang punya kesempatan untuk tahu dan memahaminya. Jurnal-jurnal penelitian yang ada hanya membuka gerbang pengetahuan dalam koridor akademis, bukan koridor masyarakat awam.
Tentu saja tidak mudah bagi masyarakat awam disuruh memahami setiap detail dalam jurnal, lalu menyimpulkannya.
Jangankan memahami dan menyimpulkan, membaca saja malas kok masyarakat di negara ini.
"Tentu tak semudah itu ferguso!"
Memang apa pentingnya sih masyarakat bisa memahami kondisi yang ada saat ini dari sudut pandang sains?
Tanpa tahu tentang sains, mungkin bisa membuat seseorang tidak mempedulikan dampak kemacetan lalu lintas terhadap tingkat polusi udara. Atau masih saja suka membuang sampah sembarangan yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan.
Bahkan diantara faktor penyebab tingginya jumlah korban dan kerugian material akibat gempa di Palu-Donggala lalu adalah minimnya pengetahuan masyarakat setempat terhadap potensi bencana di sekitar sesar Palu-Koro.
Rendahnya kesadaran akan potensi bencana itu makin membahayakan sebab pendidikan mitigasi bencana di Sulawesi Tengah tak berjalan maksimal.