Siswa belajar untuk bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri.
Bentuk-bentuk pembelajaran mendalam yang dapat dilakukan yaitu dengan pendekatan berbasis proyek, pemecahan masalah, studi kasus dan studi literatur, simulasi dari sebuah kejadian, desain, eksperimen, demonstrasi, dan penampilan.
Ketika terlibat dalam pembelajaran yang lebih dalam, murid berpikir kritis dan berkomunikasi serta bekerja dengan orang lain secara efektif di semua mata pelajaran. Murid belajar untuk mengarahkan pendidikan mereka sendiri dan mengadopsi apa yang dikenal sebagai pola pikir akademis dan mereka belajar untuk menjadi pembelajar seumur hidup
Hal ini bisa efektif apabila adanya sumber daya manusia (SDM) dengan pelatihan yang konsisten dapat membawa inovasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran Jika tidak diimbangi dengan pelatihan yang memadai untuk guru dan fasilitas yang mendukung, perubahan tersebut menjadi kurang efektif. Maka perlu adanya kerjasama dari warga sekolah, kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua. Adaptasi guru dan murid sebagai pelaku utama dalam penerapan pembelajaran mendalam juga menjadi faktor penting dalam efektivitas penerapannya.
Pada akhirnya pembelajaran mendalam mengajak murid untuk menjadi pembelajaran aktif dengan keterlibatan mereka secara langsung dan menyeluruh dalam proses pembelajaran karena 90% pemahaman dapat diperoleh murid dari keterlibatan yang mereka lakukan dan kerjakan pada kegiatan pembelajaran baik dari mendesain, mensimulasikan, dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Hal paling penting ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh dapat mereka manfaatkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik bagi individunya maupun orang lain sejauh yang dapat dia jangkau. Kemudian setelah lulus, murid tidak menjadi bingung dengan langkah selanjutnya yang perlu dia lakukan untuk berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H