Mohon tunggu...
Izzat Muhammad Efendi
Izzat Muhammad Efendi Mohon Tunggu... -

Sejumput yang tak terelakan dari rimba hidup, mahasiswa UIN jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Ada dan Mereka Eksis (Shemale)

16 Desember 2014   00:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:15 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini perkembangan zaman membawa dampak seperti dua sisi mata uang ada yang bersifat positif ada juga yang negatif. Berjalan seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang membawa kemudahan terhadap masyarakat serta menuntut masyarakat beradapatasi, seperti seleksi alambahwa yang tidak berhasil akan dengan sendirinya tergerus zaman. Inilah salah satu sebab masalah dalam masyarakat hadir disekitarkita.

Wanita-pria yang selanjutnya disebut dengan waria merupakan salah satu eksistensi yang tidak dapat ditolak dalam masyarakat. Waria (wanita - pria) yang secara umum diartikan sebagai laki – laki yang lebih suka berperan perempuan dalam kehidupan sehari – hari. Waria secara sosiologis dapat diartikan sebagai transgender, yang maksudnya adalah mereka menentang konstruksi gender yang diberikan masyarakat pada umumnya, yaitu laki – laki atau perempuan, tetapi transgender disini mempunyai pengertian perempuan yang terperangkap kedalam tubuh laki – laki. Waria sebagai salah satu struktur sosial dianggap menyalahi norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, namun demikian banyak juga yang penasaran akan seberapa banyak populasi mereka di Indonesia, bahkan di negara-negara lain dan dunia ini.

Direktorat Jenderal Administrasi dan Kependudukan Kementerian Dalam Negeri pernah mendata jumlah waria di Indonesia pada 2005 mencapai 400 ribu orang. Sedangkan pada 2008 terdata oleh Yayasan Srikandi Sejati sebanyak 6 juta waria di Indonesia. Dan sampai pada tahun 2013jumlah waria meningkat pada angka yang sangat fantastis yaitu 7 juta waria. Berarti dalam delapan tahun sejak data dari kementrian dalam negeri itu, jumlah waria telah naik sekitar 1.650 persen, dan di daerah Yogyakarta sendiri telah mencapai sekitar 301 waria menurut perhitungan yang dilakukan oleh IWAYO (Ikatan Waria Yogyakarta) dan yang termasuk anggota organisasi IWAYO sebanyak 223 waria. Berdasarkan catatan LSM Kebaya (Keluarga Besar Waria Yogyakarta), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menghimpun kaum waria di kota Yogyakarta, sampai sekarang lembaga itu mendata setidaknya terdapat 350 orang waria di Yogya. Menurut Ketua LSM Kebaya, Mami Vinolia, sebanyak 200 orang di antaranya adalah penduduk asli Yogyakarta. Selebihnya adalah pendatang dan mereka mencari penghidupan di kota Yogya.

Perkembangan eksistensi waria di Yogyakarta ini di buktikan dengan munculnya organisasi-organisasi seperti IWAYO (Ikatan Waria Yogyakarta) dan KEBAYA (Keluarga Besar Waria Yogyakarta).

Pada tahun 1980 terbentuk organisasi pertama yang menampung para waria yang dinamakan Organisasi Waria DIY. Lalu pada pertengahan Juli tahun 1980 organisasi ini pernah mengadakan acara malam santai Waria DIY dengan judul “Malam Gado-Gado”. Kemudian pada tahun 1984 Organisasi Waria DIY berganti nama menjadi IWAYO (Ikatan Waria Yogyakarta) dan sekaligus diselenggarakannya Malam Pesona Waria I yaitu acara Pemilihan Citra Waria Yogyakarta. Tahun 1985 tepat tanggal 11 Mei berhasil pula dilaksanakan Malam Peson Waria II. Disamping kegiatan-kegiatan besar itu munculah kegiatan olahraga seperti kompetisi volley dan sepakbola, dimana kegiatan ini merupakan hiburan bagi masyarakat karena sisi kelucuan terletak pada aktivitas dan para pemainnya.

KEBAYA (Keluarga Besar Waria Yogyakarta) didirikan pada 18 Desember 2006. Merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat termuda dengan slogan "Membantu dan Membangun Waria untuk Waria oleh Waria". LSM Ini bergerak dalam bidang pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS. Diprakarsai oleh sekelompok waria yang konsen terhadap laju epidemi HIV dan AIDS di Indonesia, khususnya di kota Yogyakarta. Berkantor di Jalan Gowongan Lor JT III No.148, RT 02/RW 02 Penumping – Jogjakarta. Diketuai oleh Mami Vinolia dengan didampingi oleh 4 anggota lainnya yaitu Arum, Rully dan Shafira. LSM ini memiki tujuan diantaranya memberikan konseling dan dukungan psikososial pada kelompok waria yang berisiko tertular HIV dan AIDS, Memberikan informasi, edukasi, dan advokasi kepada kelompok waria mengenai HIV dan AIDS dan melakukan pendampingan terhadap kelompok waria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun