Mohon tunggu...
Izzat Muhammad Efendi
Izzat Muhammad Efendi Mohon Tunggu... -

Sejumput yang tak terelakan dari rimba hidup, mahasiswa UIN jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peluh Seorang Keamanan

25 Oktober 2014   13:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pasar merupakan implementasi dari perundang-undangan yang telah diatur secara terstruktur dan rinci oleh elit Negara pemegang kuasa penuh pemerintahan, hirup pikuk pasar bergerak sangat dinamis mulai dari aktivitas jual beli, tawar menawar, bahkan ada pencopetan. Pasar merupakan tempat berkumpulnya orang dari berbagai kalangan.Pasar memilik ielemen yang terdiri dari elemen utama dan elemen tambahan, elemen utamaya itu penjual dan pembeli dengan elemen tambahan seperti pengemis, pedagang asongan, pengamen dan lain lain. Namun jangan lupakan elemen yang tidak kalah pentingnya yaitu satpam atau keamanan.

Novi sulistianto pria berumur 26 tahun yang hingga kini mengaku belum dikaruniai pasangan hidup oleh yang maha kuasa ini lahir dan besar di kota Yogyakarta tepatnya Kota Gede kota yang terkenal dengan nama Kota Perak. Tutur katanya yang lembut selaiknya kebanyakan orang pribumi Jogjalainnya ketika saya ajak bercakap-cakap ria melepaskan sejenak keriwehannya sembari mengawasi lewat singsana kayu yang terletak di dalam pos jaga satpam. Anak sulung dari tiga bersaudara yang kini mengemban tugas mulia untuk membantu ke dua orang tuany amembiayai administrasi kedua adiknya untuk bersekolah, sebagai keamanan pasar tradisional Beringharjo dengan gaji rata-rata UMR yang  berlaku di Yogyakarta dengan nominal kurang lebih 1.130.000 ia mengaku masih sangat kurang untuk membantu membiayai administrasi kedua adiknya

.
1. 1 Mas Novi ketikaditemui di posjagakeamanan
Pria lulusan SMK Muhammadiyah Yogyakarta dengan jurusan teknik elektro ini telah bekerja sebagai keamanan genap dua tahun pada bulan depan, sebelum ia bertugas mengamankan pasar Beringharjo ia juga ditugasi sebagai keamanan pada pasar sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta hal ini ditenggarai karena pasar-pasar yang ada di seluruh Yogyakarta dibawah naungan Dinas Pengolahan Pasar maka dari itu mas novi harus siap jika sewaktu-waktu di berikan mandate menjaga keamanan pasar-pasar lain.
Mas Novi Sulistianto mengaku sebelum ia berprofesi sebagai keamanan pasar ia pernah mencicipi rasanya berbagai profesi lain mulai dari pembuat roti di salah satu pabrik roti kenamaan, menjadi seorang pramusaji di salah satu outlet makanan cepat saji yang terletak di pusat perbelanjaan ia berkeluh kesah ketika ia menjadi pramusaji ia benar-benar merasakan bagaimana susahnya menjadi pesuruh tak ada waktu lenggang seperti saat ini ia mengaku dulu ketika menjadi pramusaji ia harus cekatan melayani pelanggan yang datang belum lagi jika menemui pelanggan yang memiliki permintaan yang aneh-aneh apalagi jika ia mendapatkan shift pada weekend, namun kadang kala ia tertawa dari kesuluruhan profesi yang telah ia lakukan tidak sama sekali yang memiliki relevansi dengan jurusan yang diambil semasa SMK dulu. Mas novi juga mengeluhkan bahwa sering kali pedagang-pedagang di dalam pasar tidak dapat mengikuti dengan tertib apa yang dikatakannya ini mengakibatkan ketegangan suasana antara  mas Novi dan pedagang namun itu tidak sampai berujung panjang, bukan itu saja banyaknya pedagang asongan, pengamen jalanan dan pengemis acap kali mengganggu aktivitas pasar namun itulah tanggung jawab yang ia emban sebagai keamanan pasar.
Saat saya bertanya apakah ia memiliki niatan untuk mencari profesi lain dengan santai ia menjawab “bisa saja mungkin suatu saat ini nanti tapi untuk saat ini saya masih betah dengan singgasana saya di pos jaga ini. Saya memiliki keinginan untuk membuka usaha dan ingin cepat-cepat berkeluarga biar ketika pulang kerja ada yang mengurusnya makan atau hal lainnya”. Jawabnya sembari menyunggingkan senyum lebar khas seseorang yang tanpa memiliki beban beda dengan koruptor yang walaupun telah memiliki kekayaan dimana-mana namun hidupnya tidak tenang tidak dapat tertawa tersenyum lebar seperti mas Novi .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun