Mohon tunggu...
Muhammad DzakwanFashih
Muhammad DzakwanFashih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Makna Sosial dan Komunikatif dari Peristiwa G-30 S-PKI

8 Juli 2024   11:40 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.okezone.com

Menggali Makna Sosial dan Komunikatif dari Peristiwa G-30 S-PKI: Sebuah Analisis Sosiologi Komunikasi


Peristiwa G-30 S-PKI pada tahun 1965 tetap menjadi titik balik sejarah Indonesia yang penuh kontroversi. Di balik dimensi politik dan historisnya, peristiwa ini juga memberikan bahan yang kaya untuk diteliti dalam konteks ilmu sosiologi komunikasi. Melalui lensa ini, kita dapat memahami bagaimana komunikasi massa, narasi politik, dan konstruksi sosial dapat membentuk dan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap peristiwa sejarah yang dramatis ini.

  • Konstruksi Naratif dan Pengaruh Media Massa

Salah satu aspek kunci dari peristiwa G-30 S-PKI adalah bagaimana naratif tentang peristiwa ini dibangun dan disebarkan melalui media massa pada saat itu. Media menjadi alat utama dalam mengontrol informasi dan mengarahkan opini publik. 

Sosiologi komunikasi menunjukkan bahwa media tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga memainkan peran kritis dalam membentuk persepsi sosial dan politik. Melalui penggunaan bahasa, gambar, dan framing tertentu, media massa pada masa itu membantu membangun naratif tentang PKI sebagai ancaman yang harus dieliminasi, yang pada gilirannya mempengaruhi persepsi publik terhadap peristiwa tersebut.

  • Kekuasaan, Represi, dan Kontrol Informasi

Aspek sosiologis dari peristiwa G-30 S-PKI juga mencakup analisis tentang bagaimana kekuasaan politik dan militer pada masa itu menggunakan kontrol terhadap komunikasi untuk mempertahankan dominasi mereka. Represi terhadap media dan pembatasan terhadap kebebasan berbicara adalah contoh bagaimana rezim Orde Baru menjaga naratif yang diinginkan tentang peristiwa tersebut. Hal ini mencerminkan teori sosiologi konflik, di mana pengendalian terhadap informasi adalah instrumen utama dalam mempertahankan kekuasaan dan mengelola ketegangan sosial.

  • Memori Kollektif dan Identitas Nasional

Peristiwa G-30 S-PKI juga menyoroti pentingnya memori kolektif dalam membentuk identitas nasional. Berbagai upaya untuk mengontrol memori kolektif melalui ritual-ritual kenegaraan seperti Hari Kesaktian Pancasila mencerminkan bagaimana negara dan masyarakat mencoba membangun kesatuan nasional berdasarkan interpretasi sejarah yang spesifik. Dalam konteks ini, ilmu sosiologi mempertanyakan siapa yang memiliki kendali atas narasi sejarah dan bagaimana hal ini mempengaruhi persatuan sosial.

  • Pengajaran Bagi Generasi Masa Kini

Dalam konteks pembelajaran sosiologi komunikasi, peristiwa G-30 S-PKI menunjukkan pentingnya kritisisme terhadap media, pemahaman tentang konstruksi naratif, dan pengakuan bahwa komunikasi bukan hanya sekadar penyampaian informasi tetapi juga alat kekuasaan. Generasi saat ini dapat memanfaatkan studi ini untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami bagaimana komunikasi massa dapat mempengaruhi pandangan dan nilai-nilai sosial.

  • Kesimpulan

Peristiwa G-30 S-PKI tidak hanya menjadi catatan sejarah yang dramatis, tetapi juga studi kasus yang menarik dalam sosiologi komunikasi. Melalui analisis yang mendalam terhadap konstruksi naratif, penggunaan media massa, dan efek memori kolektif, kita dapat belajar bagaimana komunikasi dan kekuasaan saling terkait dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap peristiwa bersejarah, serta bagaimana pengetahuan ini dapat diterapkan untuk memahami dinamika sosial saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun