Mohon tunggu...
Muhammad Zulifan
Muhammad Zulifan Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat Timur Tengah Dan Islam

Pengamat Timur Tengah dan Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuh Budaya Arab Saudi yang Wajib Anda Ketahui Sebelum ke Tanah Suci

1 Februari 2016   14:19 Diperbarui: 2 Februari 2016   15:36 8050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="budaya Arab Saudi"][Tari pedang di Arab Saudi--arabnews.com]

Indonesia merupakan negara dengan jumlah jamaah Haji dan Umroh terbesar di dunia. Tiap tahun berbondong-bondong umat Islam Indonesia pergi ke negeri haramain Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah tersebut.

Namun ada beberapa hal yang perlu masyarakat ketahui terkait beda budaya Arab dan Indonesia, terutama bagi mereka yang akan berinteraksi dengan masyarakat di Saudi, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan:

1. Budaya Mujamalah (Basa-basi)

Berbeda dengan budaya Barat yang cenderung ekspresif dan berbicara langsung dan lugas, orang Arab tidak berbicara secara langsung. Untuk mengungkapkan maksud aslinya, orang Arab akan berbicara banyak hal terlebih dahulu dan banyak basi-basi (mujamalah).

Untuk bertanya kabar pada teman, tak cukup sekali dengan satu ungkapan, tapi berulangkali. Meski telah berkata sesuai maksudnya, orang Saudi kadang masih mengira yang dimaksudkan adalah sesautu yang lain. Misal kata "laa" (tidak) sebagai jawaban tidak utnuk tawaran menambah makan dan minum. Agar sang tuan rumah yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, maka sang tamu harus mengulangi "laa" berulang kali dan kata "wallahi."

2. Keras Bukan Berarti Marah

Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Sayangnya, suara keras mereka kadang ditafsirkan sebagai kemarahan oleh kebanyakan orang Indonesia.

Kadang petugas Arab Saudi ketika memeriksa paspor atau surat lainnya kelihatan marah, namun sebenarnya tidak. Termasuk suara majikan yang keras, tidak selalu berarti mereka sedang marah, hanya TKW kita kadang memahaminya berbeda.

Sebaliknya, orang Indonesia hendaknya tidak mudah tersenyum pada lelaki Arab. Meski maksud kita adalah untuk menunjukkan keramahtamahan atau kesopanan, boleh jadi akan dianggap sebuah godaan oleh pria tersebut.

Bangsa Arab terbiasa dengan padang pasir yang keras
Adanya kasus majikan Arab memerkosa atau menghamili TKW boleh jadi berkaitan dengan kesalahpahaman antar budaya ini.

3. Ekpresi Bahasa Tubuh Orang Arab

Orang Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan ujung-ujungnya menghadap ke atas sebagai pengganti kata-kata “tolonglah Pak” atau “tunggu sebentar!” atau “ tolong sabar sedikit !”

Budaya lainnya, orang Arab akan saling merangkul seraya mencium pipi dengan bibir ketika berjumpa dengan teman dekat. Ini suatu perilaku yang dianggap tidak lazim oleh bangsa lain di dunia, bahkan mungkin juga oleh orang Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun