Rintikan air hujan mulai membasahi seluruh isi Kota Salatiga, seperti ini lah keadaan Kota Salatiga, Kota yang selalu diguyur  Air Hujan ketika musim penghujan dan selalu sejuk ketika musim kemarau. Rata-rata di daerah perkotaan kandungan udara-udara sejuk dan oksigen yang sehat untuk pernapasan semakin menipis bahkan hampir tidak ada. dikarenakan dampak Globalisasi berserta mobilitas kegiatan penduduk di suatu kota tersebut yang sangat banyak. adanya pabrik-pabrik besar, perusahaan-perusahaan yang begitu terkenal di indonesia, dan kawasan-kawasan limbah pembuangan sampah yang tidak terawat dan tidak diberdayakan menjadi salah satu penyebab menipisnya udara sehat di pagi hari.  Aneh, di berbagai Kota-Kota besar di Indonesia Khusus nya di Jawa Tengah Sedikit sekali yang kota nya ketika musim kemarau suasana lingkungan sekitarnya tidak panas dan gerah, seakan akan berubah sejuk dengan hembusan angin sepoi-sepoi. akan tetapi tidak dengan Kota yang satu ini yaitu Kota Salatiga, yang mana memiliki semboyan "Hati Beriman".
 Beginilah Salatiga, Kota yang ku tinggali selama diriku menempuh Pendidikan Strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Salatiga. awal nya aku mulai mengenal Kota Salatiga ini berawal dari Pengabdian ku di pusat Jantung nya Provinsi Jawa Tengah yaitu Kota Semarang. berawal dari seringnya diriku melintas dan berlalu lalang di Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang berada di sepanjang tepian Kota Salatiga. suasana tenang beserta rindang ketika melintas di sepanjang Jalan Lingkar Selatan tersebut, memberikan kesan yang berarti bahwa keyamanan dan rasa tenang muncul bukanlah dari diri kita sendiri, akan tetapi kenyamanan dan ketenangan muncul ketika alam dan lingkungan sekitarnya masih bersahabat dengan kesesuaian dari perasaan kita masing-masing. memang  rasa nyaman dan tenang kadang bisa muncul dengan sendirinya akan tetapi, berbeda dengan diriku yang perlu dengan tambahan dari suasana dan kondisi alam a yang mensupport akan rasa tenang serta kenyamanan disetiap detiknya.Â
Oleh karena itu rasa ketergantungan dari suasana alam dan kesesuaian lingkungan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri ku sendiri yang sangat membutuhkan rasa tenang akan kondisi lingkungan sekitar, menumbuhkan rasa cinta akan keindahan alam beserta ketenangan yang ada didalamnya. Hal ini yang menjadikan diriku tidak henti untuk menjelajah di berbagai puncak-puncak gunung di Jawa tengah dan berekspedisi alam ( Tadabbur Alam) diseluruh alam pendakian.Â
jam menunjukan pukul 04.00 dini hari aku terbangun dari tidurku, bangun dari lelapnya tidur malam yang sangat nyaman dan penuh dengan kenikmatan. Lafadz Alhamdulillah merupakan lafadz yang pertama kali keluar dari lisan ku, pembiasaan dari bangun pagi ini merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, karena pada kondisi tersebut fikiran manusia dan sistem tubuh telah selesai berecovery dari pergantian sel-sel tubuh yang rusak. Notifikasi HP mulai berdering, pertanda ada pesan Whats app yang masuk. Salah satu dari teman ku mengirimkan pesan nya yang bertuliskan ajakan untuk naik ke gunung sumbing, sontak membuat bulu tangan ku berdiri dan bergetar seraya ku baringkan badan di atas kasur kamar kos ku.Â
Pikiran mulai berjalan dan perasaan mulai membersamai jalan nya pemikiran di kepala, tentang dua keputusan dari pilihan teman ku apakah ikut atau tidak. dua pilihan ini justru menjadikan diriku berputar-putar tanpa arah. terasa sangat berat dalam memutuskan satu pilihan yang tepat untuk itu, ku ambil air wudhu dan sholat dua rakaat. setelah salam, ku renungkan semua ini selang dua menit kutemukan jawaban dan aku putuskan untuk mengikuti ajakan dari teman ku tersebut.Â
 Bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI