Mohon tunggu...
Muhammad Zulfazaki
Muhammad Zulfazaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Syiah Kuala

Untuk hobi dan hal-hal yang saya sukai di waktu senggan setelah berkuliah adalah mengupgrade softskill di bidang foto & videografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi 2, Berkunjung ke Desa Tanoker Ledokombo

21 September 2022   19:56 Diperbarui: 21 September 2022   21:31 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun kesimpulan dari semua hasil diskusi kami kemaren seputar refleksi ke 2 di tanoker ialah pemberian nama tanoker diberikan oleh anak anak sekitar yang berarti kepompong dan memiliki filosofi yang menggambarkan persahabatan bagaikan kepompong. 

Dimana layak nya ulat kecil yang harus berpuasa berminggu mingu dan membutuhkan energi yang ekstra untuk menjadi kupu kupu yang indah begitu pula dengan anak anak desa tanoker yang siap di ditempa dengan belajar dan bermain hingga suatu saat jika mereka sudah besar harapan nya mereka bisa menjadi penerus bangsa ini.

Pemberian jaan nur (daun kelapa muda yang di lilitkan hingga menyerupai mahkota) berarti terdapat cahaya/cahaya yang datang dimana jaan nur mensimbolisasikan kami sebagai pengunjung ke desa tersebut merupakan cahaya yang akan menerangi seluruh pelosok nusantara. Dimana setelah kami mengenal desa tanoker harapannya kami akan membawa perubahan untuk desa tersebut terutama untuk anak anak desa tersebut. 

dokpri
dokpri

Latar belakang anak anak di desa tanoker rata rata adalah anak yatim piatau atau anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang mana orang tuanya harus berpisah dengan anak nya faktor ekonomi. 

Dan kemudian mereka di ajarkan/di asuh oleh pendiri desa tanoker yakni bapak Supoharjo. Desa tanoker sangat menjunjung martabat anak anak dimana mereka tidak memaksa anak anak harus bisa melainkan mengubah pola pikir anak anak yg tentunya akan menjadi wahana bermain dan bergembira sehingga belajar terasa menyenangkan.

Bermula dari pindah nya bapak Supoharjo dari Jakarta ke tanoker awalnya anak anak bisa main dengan nyaman karena memiliki halaman yang luas Hingga anak anak bertanya kepada beliau "pak kita mau main apa hari ini" kemudian beliau menjawab "bagimana jika kita bermain enggrang" lantas anak anak pun sangat suka dan senang bermain enggrang kemampuan mereka bermain enggran kian hari kian di latih baik beljar sendiri maupun kegiatan mingguan/bulanan hingga kemaren anak anak tersebut terlibat dalam festival besar di Thailand. Hal ini tentu membawa harum nama tanoker ke dunia internasional.

Foto bersama setelah diskusi bersama bapak Supoharjo
Foto bersama setelah diskusi bersama bapak Supoharjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun