Perguruan Islam Mathaliul falah yaitu sekolah formal pendidikan Agama islam dan berpegang pada pedoman “tafaqquh fi din” ( Memperkaya akan pemahaman ilmu agama islam ) dan sebagai ciri dari perguruan islam mathaliul falah sesuai visi dan misi adalah (mempersiapkan generasi Sholih dan akrom) mathole dalam bidang pembelajaran memiliki kurikulum yang khusus dan unik karena bisa mampu berdiri sendiri . Prentase perbandingan pembagian materi agama dan umum antara 70% dan 30% . Dengan demikian, kurikulum tersebut selalu merespon setiap perkembangan dari masa ke masa yang terjadi, dan mampu menghasilkan calon generasi yang berkualitas berdasar ahlus sunah wal jama’ah.
Mathaliul falah dalam jenjang Madrasah ibtidaiyah dan madrasah Tsanawiyah cenderung pada pembelajaran PAI, Pendidikan kewarganegaraan, bahasa arab, bahasa inggris, bahasa Indonesia, BTA, IPS, Matematika, dan Teknologi . Sedangkan pada jenjang tingkat Aliyah cenderung pada pembelajaran kajian pengembangan serta peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif setelah pada jenjang madrasah Ibtidaiyah maupun Tsanawiyah.
المحافضة على القديم الصالح والاكد بالجديد الصلاح
Qoidah yang sangat tidak asing didalam lingkungan dunia pesantren terlebih mathaliul falah dalam menyelenggarakan pendidikan berpedoman pada kaidah tersebut, dengan melestarikan tradisi-tradisi pesantren yang dipandang sebagai tradisi turun temurun sehingga tidak hilang digerus perkembangan zaman , disamping juga tidak lupa untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi pekembangan zaman. Seperti Menghafal , testing membaca kitab , testing membaca al-Qur’an, dan karya tulis ilmiah arab
1 . Menghafal
Mendengar kata menghafal tentu tidak asing bagi kita di perguruan mathaliul falah merupakan salah satu syarat wajib sebagai acuan kenaikan kelas dimulai dari jenjang kelas 3 MI - kelas 1 aliyah. Kitab yang digunakan sebagai rujukan untuk menghafal diantaranya ; kitab al-Arba’in Nawawi Membahas tentang hadist , Amtsilah al-Tashrifiyah membahas tentang Shorof , Tashilut thuqot membahas tentang ushul fiqih , Alfiyah ibnu Malik membahas tentang nahwu dan shorof , matan Jauharul Maknun membahas tentang balaghoh , Sullamu al-Munawroq membahas tentang ilmu mantiq . Karena menjadi sebuah syarat wajib , maka bagi siswa yang tidak menghafalkan meskipun memiliki nilai bagus , tetap tidak bisa naik kelas alias tinggal kelas. Kewajiban akan menghafal ini terus dipertahankan dan dilestarikan samapai sekarang karena hafalan dapat memberikan pendidikan pada siswa baik seperti rasa taggung jawab, istiqomah, kemandirian dan sebagainya, disamping juga bisa menjadi media untuk melatih kemampuan peserta didik dalam bidang mengingat , berpikir kritis , dan keberanian mental yang pada gilirannya diharapkan mampu menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
2. Testing membaca Kitab
Testing kitab atau membaca kitab kuning “gundul” /kosongan juga memaknai secara arab gandul atau pegon dengan disimak oleh para guru mathaliul falah maupun para kyai yang bersala dari dalam maupun luar desa kajen. Testing kitab merupakan salah satu diantara syarat wajib kelulusan pada siswa kelas akhir pada kelas 3 Tsanawiyah dan jenjang kelas 3 Aliyah. Materi yang disuguhkan dalam testing kitab Tsanawiyah yaitu Fathul qorib ( fiqih ) dan fathul majid ( tauhid ). Dan materi testing kitab pada tingkatan jenjang kelas 3 aliyah adalah kitab tafsir jalalen (tafsir al qur’an), bulughul marom (Hadits), kitab tuhfatut tulab (fiqih), dan ghoyatul wushul (Ushul fiqh).
3. Testing al Qur’an
Test membaca alquran secara benar menurut ilmu tajwid dan menjadi syarat kelulusan pada tingkatan kelas 3 aliyah sebagai syarat ujian akhir kelulusan. Terdapat hal-hal unik dalam testing tersebut terkadang ada beberapa dari peserta yang merasa kurang PD dalam testing ada yang grogi ada pula juga yang sampe menangis.
4. Karya Tulis ilmiah Arab