Mohon tunggu...
Muhammad Zulfa
Muhammad Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES

Mahasiswa UNNES

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning oleh Mahasiswa LANTIP 4 Universitas Negeri Semarang di Mts Al Asror Kota Semarang

17 Oktober 2024   09:25 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

        Universitas Negeri Semarang acapkali dikenal dengan nama UNNES mengirimkan Mahasiswa di beberapa sekolah di wilayah Semarang dan sekitarnya. Program ini sebelumnya hanya bernamakan Pengenalan Lapangan Sekolah atau PLP. Akan tetapi semenjak tahun 2020, nama itu diganti dengan LANTIP. Ini kali adalah tahun ke 4 UNNES mengirimkan delegasi LANTIP untuk memberikan satu pengabdian kepada sekolah sekolah di wilayah Semarang dan sekitarnya.

        Setelah kami (mahasiswa lantip UNNES) lakukan observasi kelas di awal kali. Kami dapatkan satu gambaran, bahwa peserta didik yang kami ajarkan sebagian besar berasal dari anak pondok. Dirasa untuk mengajar menggunakan model yang bermacam itu terlampau sulit untuk dilakukan. Mengingat anak pondok acapkali diberikan satu permasalahan untuk dikaji dan dipraktekkan ilmunya secara langsung dalam kehidupan. Sehinggalah kami terapkan model Model Pembelajaran Project Based Learning yaitu satu model yang berdasar pada pembelajaran berbasis masalah. Tujuannya untuk memberikan kesan secara langsung kepada peserta didik terhadap permasalahan yang relevan dalam kesehariannya.

"Silahkan ikut saya dan amatilah. Besok waktu praktek mengajar gunakan model yang sederhana saja Mas Mbak, supaya peserta didik mudah dalam menerima materi dari kamu", Ujar seorang pendidik kepada kami.

        Model pembelajaran adalah satu komponen yang perlu untuk diperhatikan oleh pendidik. Sungguhpun seorang pendidik cakap dalam bidang ilmunya akan tetapi jika dia kurang dalam model pembelajarannya itu sama saja akan menimbulkan suasana yang kurang juga. Sahdan, ada pernah dijumpa juga seorang yang cakap dalam model pembelajarannya tetapi kurang di dalam materi, itupun sama dirasa. Jadi dari keduanya harus ada kesinambungan yang menyelaraskannya. Di lain sisi, peran pendidik juga harus melakukan analisa kepada iklim keadaan kelas agar tahu bagaimana kondisi dan pengaruh yang akan didapat jikalau satu model dilakukan di suatu kelas.

"Pak, cerita fantasi itu seperti apa Pak Bu?", peserta didik bertanya

"Semua cerita khayalan , seperti yang kalian lihat di televisi ada Harry Potter, Disney, Pada Zaman Dahulu, dan lain lain", jawab kami kepada peserta didik.

        Pembelajaran yang berdasar atau berbasis kepada permasalahan akan mudah dipahami oleh peserta didik. Dilihat, pada jenjang menengah pertama dirasa anak anak lebih mudah menerima materi yang disangkutkan dengan kesehariaanya. Di jenjang ini juga, anak anak lebih sering berimajinasi daripada berpikir secara logis. Olehnya, kami berikan percontohan dari apa yang telah mereka lihat atau baca sebagai reaksi dari model peserta didik dengan cepat menangkap dan menyimpulkan. Demikian sebuah model pembelajaran dapat memberikan reaksi sesuai dengan iklim kelas .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun