Pada tanggal 29 Agustus 2024, tim pengabdian Universitas Negeri Semarang yang diketuai oleh Bapak Dr. Feddy Setio Pribadi, S.T., M.T. telah mengadakan acara sosialisasi dan pembekalan mengenai implementasi smart farming berbasis IoT di Kebun Agro Purwosari Mijen Kota Semarang. Acara dilaksanakan mulai pada pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 10.10 WIB dengan dihadiri oleh Kepala UPTD Dinas Pertanian Kota Semarang, Bapak Juli Kurniawan, S.Pt., M.P. beserta jajarannya dan perwakilan dari setiap pengelola atau petugas kebun dari masing-masing daerah yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian Kota Semarang.
Acara ini diadakan sebagai implementasi program Pengabdian Kepada Masyarakat bagi Dosen DIPA UNNES dalam rangka mewujudkan cita-cita dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Penelitian, Pengajaran, dan Pengabdian. Program ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan masalah di masyarakat dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pertanian menjadi salah satu sumber ekonomi di masyarakat. Faktor penunjang potensi pertanian Indonesia termasuk iklim tropis dan tanah subur, memungkinkan produksi beragam komoditas pertanian seperti tanaman pokok, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 mencatat bahwa lahan pertanian basah di Indonesia mencapai 71.051,45 km.2, atau sekitar 3,71% dari total luas wilayah Indonesia (1).
Agro Purwosari merupakan salah satu divisi pertanian di bawah naungan UPTD Dinas Pertanian Kota Semarang yang terletak pada Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Sistem pertanian pada kebun agro purwosari kebanyakan masih menggunakan standar konvensional yang dilakukan oleh para petugas secara manual, seperti penyiraman menggunakan selang, penyemprotan dan pemupukan sesuai dengan perhitungan hari yang telah ditentukan. Dalam program pengabdian kali ini tim dari Universitas Negeri Semarang merancang sebuah alat yang berfungsi untuk otomatisasi berfokus pada proses penyiraman atau pengairan tanaman.
Untuk menjaga kualitas sebuah tanaman, proses penyiraman merupakan faktor krusial, baik dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga dapat memastikan perawatan optimal untuk kelangsungan hidup dan produktivitas tanaman (2). Jumlah pegawai di kebun Agro Purwosari yang terbatas membuat  proses penyiraman berjalan kurang maksimal. Proses
penyiraman dilakukan dengan menggunakan keran yang tersebar di sepanjang area perkebunan, keran yang terletak di titik titik tertentu kemudian disambung dengan selang untuk mencapai beberapa tumbuhan.
Sistem Smart Farming yang melibatkan sistem pengairan otomatis dan monitoring kondisi tanaman mampu untuk meningkatkan efisiensi, meminimalkan dampak lingkungan dan memudahkan pekerjaan manusia (3).  Di era Revolusi Industri 4.0, transformasi digital merambah ke berbagai sektor kehidupan, termasuk pertanian (4).  Salah satu perkembangan industri yang sangat poppuler  ialah konsep Internet of Things (IoT). Banyak manfaat yang didapatkan dalam integrasi IoT dalam sistem pertanian, diantaranya akusisi data secara real time, pemantauan secara remote, dan kemampuan decision making yang lebih baik (5). Dalam kasus perawatan tanaman pada kebun Agro Purwosari, dengan menggunakan IoT proses monitoring tanaman akan menjadi lebih efektif. Integrasi antara alat penyiraman otomatis dengan sistem IoT akan memudahkan pengelola dalam memantau kondisi tanaman yang sudah disiram atau belum serta dapat memantau waktu pemupukan dan panen dengan lebih mudah.
Dengan diadakan kegiatan sosialisasi pada kebun Agro Purwosari kemarin dapat memberikan gambaran bagi para pengelola dalam memanfaatkan alat untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pengelola mendapatkan informasi terkait sistem kerja dari alat, cara pengoperasian, dan bagaimana memonitoring tanaman menggunakan perangkat lunak berupa website dan aplikasi mobile.Â
Implementasi alat beserta perangkat IoT yang telah dikembangkan masih terus diupayakan untuk bisa segera dimanfaatkan dan dikembangkan oleh pengelolan kebun. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan pengelola kebun pertanian di Indonesia khususnya Kota Semarang dapat mulai mengembangkan sistem pertanian menuju ke Pertanian Cerdas.