Mohon tunggu...
muhammadzidanecaesar
muhammadzidanecaesar Mohon Tunggu... Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

suka main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Isis, Sejarah, dan Ideologinya

18 Desember 2023   20:14 Diperbarui: 18 Desember 2023   20:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) adalah kelompok militan jihadis yang semula tidak diakui oleh pemerintah Suriah dan Irak tetapi didukung pemberontak sunni. ISIS ini merupakan gerakan ekstremis Muslim yang dibentuk pada 9 April 2013 di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi. Mereka memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam dan menegakkan kekkhilahafan Islam di Irak dan Suriah. Pada 29 Juni 2014, ISIS mendeklarasikan berdirinya Islamic State di wilayah yang berhasil mereka kuasai. Kemunculan ISIS memiliki persamaan dengan al-Qaida yang cikal bakalnya bermula dari mujahidin pembebasan Afganishtan dari pengaruh komunis serta pendudukan Rusia (Uni Soviet).

ISIS memiliki ideologi yang berasal dari Salafi Jihadi. Secara bahasa 'Salafi' berarti yang sudah lalu, kata 'Salaf' atau 'Salafiyah' itu digunakan untuk menunjuk generasi perintis umat Islam. Ideologi ini dapat dilihat dari beberapa perang yang terjadi di Damaskus dan Palestina yang tidak ada perbedaannya antara agama dan negara, dikarenakan keputusan harus didasari dari interprestasi Syariah (hukum Islam) yang harus ditegakkan di seluruh daerah kekuasaan ISIS. 

Semenjak didirikannya, ISIS ini berjuang di Afganishtan, Chechnya, Bosnia, Kashmir dan kembali ke Irak melakukan perlawanan terhadap invasi AS pada tahun 2003. Pada tahun 2004, mereka bergabung dengan al-Qaida dan berubah namanya menjadi al-Qaida Organization in the Land of the Two Rivers. Dengan bergabungnya dengan al-Qaida ini diyakini oleh Zarqawi akan lebih mampu untuk merekrut pasukan untuk berjihad dan memperoleh pendanaan yang sementara itu pada saat yang sama, al-Qaida ini juga membutuhkan pasukan untuk melakukan jihad dan perluasan di Irak yang dianggap sebagai front jihad (garis terdepan jihad) dalam melawan AS.  

Terdampak dari gerakan yang dilakukan oleh ISIS ini, banyak negara yang menyatakan ISIS sebagai organisasi teroris dan mengambil langkah-langkah tegas untuk melawan mereka, termasuk Indonesia juga melarang kelompok ini dan mengintensifkan pencegahan serta penegakkan hukum dikarenakan tidak sesuai dengan kebhinekaan dalam naungan NKRI. Selain itu, Paham ISIS bukan agama jika dikaitkan dengan ideologi Negara Indonesia maka bertentangan dengan Pancasila. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun