Mohon tunggu...
Muhammad Zidan
Muhammad Zidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Muhammad Zidan Rizki Salah satu Mahasiswa dari UIN Mataram Yang ada di NTB, Saya suka banget menuangkan isi pikiran yang berantakan ini di dalam sebuah tinta hitam di kertas putih yang di ketik/ditulis rapi, karena satu hal yang saya fahami jadi motivasi saya adalah "Menulislah supaya orang tau bahwa engkau pernah hidup di masa lalu".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Hati yang Hampa

8 November 2023   11:32 Diperbarui: 8 November 2023   11:55 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi "Hati Yang Hampa"

Wahai jiwa yang tenang !
Bagaimana kabar dengan masa sekarang yang di landa hati yang kekeringan,

Wahai hati yang kekeringan karena kehampaan,
Sejauh manakah dunia membawamu dalam penjara kegelapan,

Ketika kertas putihmu dipenuhi tarian tinta hitam yang melekat menyelimuti pikiranmu,
kemanakah arah hidup akan menerjang dirimu,

Aku bertanya kepada rembulan malam tentang kisah hidupku yang tak pernah engkau datangi ketika aku jatuh kedalam jurang yang panjang,

Rembulan!  Owh rembulanku,
Bawalahku pergi kesinar terangmu yang  membentang ke setiap insan,

Hatiku yang hampa terasa kehilangan arah menuju tuntunanmu tuhan !

Rasaku yang telah lama hilang , bagaikan nyawa yang di renggut paksa oleh kehidupan,

Wahai sang pencipta semesta alam !
Bawalah aku pergi dalam ketenangan,
Kembalikan rasaku yang sudah lama hilang,
supaya rasa itu kembali berperan dalam hidup ini yang sudah lama tenggelam,

Wahai tuhan ! bawalahku menuju pancaran kasih sayangmu,
supaya aku bisa memaknai bahwa hidup bukan sekedar hidup,
Sholat bukan sekedar sholat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun