Mohon tunggu...
Muhammad Zarkasyi Darussalam
Muhammad Zarkasyi Darussalam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa ITS prodi Teknik Kelautan yang tertarik dengan inovasi di bidang maritim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Definisi dan Teori Lempeng Tektonik Pemicu Gempa Bumi

17 April 2024   20:42 Diperbarui: 17 April 2024   20:49 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa bumi tektonik  melibatkan proses pengumpulan energi sebelum dilepaskan. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan terjadi pada batas lempeng tektonik. Meskipun Bumi kita padat, namun bumi terus bergerak, dan gempa bumi terjadi ketika tekanan yang disebabkan oleh pergerakan terlalu besar untuk dapat ditahan oleh lempeng bumi.

 

Suatu proses pelepasan energi dalam bentuk gelombang elastis yang disebut gelombang seismik atau gempa bumi, yang mencapai permukaan bumi dan menimbulkan getaran serta kerusakan pada benda dan bangunan di permukaan bumi. Tingkat kerusakan ditentukan oleh kekuatan getaran yang disalurkan ke tanah.

 

Sesar adalah patahan yang mengalami geseran besar. Perpindahan berkisar dari beberapa milimeter hingga ratusan meter, dan panjangnya berkisar dari beberapa desimeter hingga ribuan meter. Sesar dapat terjadi pada semua jenis batuan. Akibat perpindahan ini, patahan mengubah evolusi bentang alam, mengendalikan air permukaan dan air tanah, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya. Sesar normal disebut juga sesar gravitasi, yang mengacu pada gravitasi sebagai gaya utama yang menggerakkannya. Disebut juga sesar ekstensional karena lapisan kerak bumi mengembang atau menipis.

 

Sesar normal yang merata di dalam bumi disebut sesar listrik. sesar listrik ini juga berhubungan dengan sesar pertumbuhan, dimana deposisi dan migrasi sesar terjadi secara bersamaan. Sesar normal terletak rata di permukaan tanah, serupa dengan yang terjadi pada sesar atas. Ada juga kesalahan normal di permukaan bumi, dan jarang terjadi secara tunggal tapi bercabang.

 

Indonesia secara geografis terletak di area cincin api atau biasa disebut "ring of fire"

cincin api Pasifik merupakan wilayah di sekitar Samudera Pasifik yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Kerak bumi terpecah jadi sejumlah lempeng tektonik, yang mengambang di cairan magma panas. Pergerakan lempeng adalah pemicu gempa bumi. Cincin Api Pasifik adalah kawasan kegempaan paling aktif. ika menatap bumi dari angkasa, kita tetap tidak bisa melihat bahwa permukaan bumi terpecah. Menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil. 

Dan lempeng-lempeng itu terus bergerak. Iniah yang disebut lempeng tektonik. Adalah ilmuwan Jerman, Alfred Wegener yang menggagas teori lempeng tektonik pada 1911. Bahwa kerak bumi tidaklah masif, melainkan terpecah-pecah, terapung di atas cairan magma panas.

Di tengah Samudra Atlantik dua lempeng saling menjauh. Pergerakan itu didorong magma cair yang bergerak dari inti bumi yang panas ke permukaan. 

Batu-batuan panas itu kemudian mendingin dan menutup celah yang terbentuk antara kedua lempeng tektonik. Di beberapa lokasi, sebagian bebatuan panas ini muncul ke permukaan bumi. Misalnya di Islandia. Pulau itu tumbuh sekitar lima sentimeter setiap tahunnya, karena kedua lempengan saling menjauh. Dan itulah alasannya, mengapa di Islandia, hampir setiap hari terjadi gempa bumi. Untungnya hanya getaran ringan, sehingga tidak ada kerugian apapun. 

Pergerakan Lempeng Tektonik

Pergerakan lempeng tektonik dibagi menjadi 3 macam. Gerakan Divergen, Gerakan Konvergen, dan Gerakan Transform.

  1. Gerakan Divergen

Pergerakan atau batas divergen lempeng juga dapat dikenal sebagai zona pertumbuhan atau formasi lempeng baru. Di sini, batas divergen merupakan wilayah di mana lempeng saling menjauh. Karena itu, area kosong yang dihasilkan oleh pergerakan menjauh ini akan diisi oleh mantel bumi di bawah lapisan litosfer.

Kondisi ini menghasilkan mid oceanic ridge atau rift valley, yang menyebabkan lempeng benua terbelah menjadi dua, menyebabkan intrusi magma di tengah-tengah lempeng yang terpisah. Intrusi magma muncul karena adanya konveksi yang mendorong kedua lempeng ke arah yang berlawanan.

Setelah tahap tersebut, magma akan mendingin dan mengeras, membentuk litosfer samudera baru.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evolusi batas divergen melibatkan tiga proses penting. Pertama, batas divergen menyebabkan lempeng pada litosfer bergerak membelah satu sama lain. Kemudian, saat lempeng tersebut terbelah, magma dari astenosfer akan mengisi celah atau ruang kosong tersebut, membentuk suatu lautan sempit. Contoh-contohnya adalah Laut Merah dan Laut Sempit di area Teluk California.

  1. Gerakan Konvergen

Berikutnya, terdapat pergerakan atau batas konvergen yang juga dikenal sebagai zona subduksi atau penyerapan. Pada tahap ini, lempeng-lempeng di permukaan bumi saling mendekat. Salah satu lempeng akan menekan dan menembus mantel, menyebabkan lempeng tersebut mengalami peleburan atau penghancuran akibat suhu tinggi.

Di zona konvergen ini, terjadi berbagai fenomena seperti subduksi dan kolisi. Subduksi terjadi ketika lempeng-lempeng memiliki bahan yang cukup berat, sedangkan kolisi terjadi ketika lempeng memiliki bahan yang cukup ringan.

Gerakan kolisi di permukaan bumi dapat menyebabkan pembentukan barisan pegunungan. Sementara gerakan subduksi akan menghasilkan barisan pegunungan vulkanik. Tak hanya itu, deformasi batuan juga akan menyebabkan lipatan di wilayah lempeng yang tertekan.

  1. Gerakan Transform

Pergerakan atau batas transform sering disebut sebagai batas geser (shear boundary). Ini karena di batas transform tidak terjadi penghancuran litosfer atau pembentukan litosfer baru. Lempeng cenderung bergerak secara lateral atau meluncur satu sama lain.

Meskipun demikian, pada batas ini sering ditemukan patahan transform dan transform fault, seperti patahan gunung laut yang bisa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Biasanya, jenis tipe ini lebih umum ditemukan di wilayah Lautan Pasifik, Atlantik, dan Lautan Selatan.

Selain itu, batas transform juga menyebabkan gerakan relatif sinistral atau ke kiri pada bagian kanan dan dekstral atau ke kanan pada bagian kiri. Ini menghasilkan sesar seperti Sesar San Andreas di California. Penting juga untuk dicatat bahwa batas transform sering terjadi di dasar laut.

Jika kita melihat dari segi luas dan waktu terjadinya, pergerakan lempeng tektonik dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah gerakan epirogenetik dan kedua adalah gerakan orogenetik.


Penyebab mengapa lempeng dapat bergerak telah menjadi fokus penelitian ilmuwan untuk memahami dinamika bumi. Berikut adalah beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai alasan mengapa lempeng bumi dapat bergerak:

  1. Tarikan Lempeng: Kekuatan tarikan lempeng terjadi ketika lempeng yang telah menua mulai tenggelam. Lempeng yang telah menua cenderung lebih padat dan dingin daripada mantel bumi di bawahnya. Proses tenggelamnya lempeng tua menyebabkan lempeng yang lebih hangat ikut tertarik ke bawah.
  2. Arus Konveksi Mantel: Mantel bumi, lapisan di bawah lempeng, memiliki arus konveksi yang terjadi karena perbedaan suhu. Arus konveksi ini dapat memindahkan lempeng bumi, membentuk litosfer melalui proses seperti sabuk konveyor.
  3. Dorongan Punggungan Samudra di Mantel Upwelling: Punggungan tengah samudra, atau dikenal sebagai oceanic ridges, adalah fitur yang penting dalam pergerakan lempeng. Dorongan ini terjadi karena mantel upwelling yang keras, terutama di zona mid-ocean.
  4. Gravitasi: Gravitasi merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi gerakan lempeng. Gravitasi menyebabkan lempeng bergerak secara konsisten. Ketika lempeng bertemu, lempeng samudra cenderung tenggelam di bawah lempeng lainnya, fenomena ini dikenal sebagai subduksi. Proses ini menyebabkan lempeng lainnya terdorong, menyebabkan gerakan lempeng secara keseluruhan.

Pergerakan lempeng samudra ke dalam mantel, yang dikenal sebagai proses subduksi, merupakan bagian penting dari dinamika pergerakan lempeng yang terus-menerus

 

Contoh teori lempeng tektonik yang mencerminkan pergerakan dan interaksi lempeng tektonik:

  1. Gempa Bumi: Salah satu bukti kuat dari teori lempeng tektonik adalah terjadinya gempa bumi. Gerakan lempeng tektonik menghasilkan tekanan yang menyimpan energi elastis dalam lempeng itu sendiri. Ketika tekanan dilepaskan, energi ini dapat menyebabkan getaran yang terasa di permukaan bumi.
  2. Letusan Gunung Berapi: Letusan gunung berapi terjadi ketika magma dari dalam bumi mencapai permukaan melalui patahan atau celah dalam kerak bumi. Ini sering terjadi di zona-zona konvergen, tempat terjadinya tabrakan antar-lempeng. Letusan ini merupakan hasil dari proses subduksi atau pemekaran mantel di bawah kerak bumi.
  3. Tsunami: Peristiwa tsunami merupakan bukti lain dari teori pergerakan lempeng tektonik. Gelombang besar ini seringkali disebabkan oleh gempa bumi bawah laut, yang terjadi ketika lempeng tektonik bergerak dan menyebabkan pergeseran vertikal di dasar laut.
  4. Terbentuknya Pegunungan: Pegunungan terbentuk melalui proses konvergen, di mana lempeng-lempeng saling mendekat dan bertumbukan. Tekanan yang dihasilkan selama tumbukan ini dapat mengangkat dan mendorong kerak bumi, membentuk rangkaian pegunungan.

Contoh-contoh ini memperlihatkan bagaimana pergerakan dan interaksi lempeng tektonik dapat mempengaruhi bentuk dan geologi permukaan bumi serta menyebabkan berbagai fenomena alam yang signifikan.

 

 

 

  • Top of Form

 

 

Penyebab gempa tektonik

Ketika dua lempeng saling bertabrakan, maka akan terjadi gempa yang lebih kuat. Misalnya saja letaknya di benua Asia, 8.000 km dari Islandia. Lempeng benua India dan lempeng Eurasia bertabrakan. Hal ini menciptakan kekuatan besar yang mendorong terbentuknya pegunungan Himalaya. Hal ini menciptakan tegangan tinggi pada tepi kedua pelat. Meningkatnya tegangan akhirnya mencapai titik optimal dan energi dilepaskan sehingga menyebabkan gempa bumi. Pada tahun 2015, gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter melanda negara Nepal di Himalaya, menghancurkan rumah dan kuil ribuan penduduk hingga ribuan orang meninggal.

 

Gempa laut picu tsunami

Di perairan lepas pantai Jepang, dua lempeng saling bertabrakan dan saling mendorong tepi kedua lempeng tersebut akhirnya terdorong ke dalam interior bumi. Pelat yang melengkung meluncur ke bawah pelat yang lebih padat. Ketika tegangan yang ditimbulkan oleh tumbukan lempeng tiba-tiba terlepas, maka terjadilah bencana alam yang disebut gempa besar. Gempa bumi yang kuat di laut dapat menyebabkan bencana lebih lanjut.

 

Gempa bumi juga mengancam pantai barat AS. Di sini penyebabnya adalah dua lempeng yang bergesekan di daerah yang disebut Patahan San Andreas. Panjang pinggiran lempeng yang bergesekan sekitar 1.000 kilometer.

Gesekan juga menyebabkan benturan. Kedua lempeng saat ini saling terkait. Sejak kaitan lempeng terbentuk, terhimpun tegangan besar. Para peneliti memperkirakan, seluruh kawasan ini terancam bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.

Lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi selalu bergerak dinamis. Sehingga terutama di bagian pinggirnya kerap terjadi gempa bumi. Kawasan gempa bumi paling terkenal adalah yang disebut cincin api Pasifik, yang membentang dari Chile di Amerika Selatan melintasi pantai timur Amerika Utara, Jepang, Filipina, Indonesia hingga ke kawasan kepulauan Tonga.

 

Di perairan lepas pantai Jepang, dua lempeng saling bertabrakan dan saling mendorong tepi kedua lempeng tersebut akhirnya terdorong ke dalam interior bumi. Pelat yang melengkung meluncur ke bawah pelat yang lebih padat. Ketika tegangan yang ditimbulkan oleh tumbukan lempeng tiba-tiba terlepas, maka terjadilah bencana alam yang disebut gempa besar. Gempa bumi yang kuat di laut dapat menyebabkan bencana lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun