Gerakan kolisi di permukaan bumi dapat menyebabkan pembentukan barisan pegunungan. Sementara gerakan subduksi akan menghasilkan barisan pegunungan vulkanik. Tak hanya itu, deformasi batuan juga akan menyebabkan lipatan di wilayah lempeng yang tertekan.
- Gerakan Transform
Pergerakan atau batas transform sering disebut sebagai batas geser (shear boundary). Ini karena di batas transform tidak terjadi penghancuran litosfer atau pembentukan litosfer baru. Lempeng cenderung bergerak secara lateral atau meluncur satu sama lain.
Meskipun demikian, pada batas ini sering ditemukan patahan transform dan transform fault, seperti patahan gunung laut yang bisa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Biasanya, jenis tipe ini lebih umum ditemukan di wilayah Lautan Pasifik, Atlantik, dan Lautan Selatan.
Selain itu, batas transform juga menyebabkan gerakan relatif sinistral atau ke kiri pada bagian kanan dan dekstral atau ke kanan pada bagian kiri. Ini menghasilkan sesar seperti Sesar San Andreas di California. Penting juga untuk dicatat bahwa batas transform sering terjadi di dasar laut.
Jika kita melihat dari segi luas dan waktu terjadinya, pergerakan lempeng tektonik dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah gerakan epirogenetik dan kedua adalah gerakan orogenetik.
Penyebab mengapa lempeng dapat bergerak telah menjadi fokus penelitian ilmuwan untuk memahami dinamika bumi. Berikut adalah beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai alasan mengapa lempeng bumi dapat bergerak:
- Tarikan Lempeng: Kekuatan tarikan lempeng terjadi ketika lempeng yang telah menua mulai tenggelam. Lempeng yang telah menua cenderung lebih padat dan dingin daripada mantel bumi di bawahnya. Proses tenggelamnya lempeng tua menyebabkan lempeng yang lebih hangat ikut tertarik ke bawah.
- Arus Konveksi Mantel: Mantel bumi, lapisan di bawah lempeng, memiliki arus konveksi yang terjadi karena perbedaan suhu. Arus konveksi ini dapat memindahkan lempeng bumi, membentuk litosfer melalui proses seperti sabuk konveyor.
- Dorongan Punggungan Samudra di Mantel Upwelling: Punggungan tengah samudra, atau dikenal sebagai oceanic ridges, adalah fitur yang penting dalam pergerakan lempeng. Dorongan ini terjadi karena mantel upwelling yang keras, terutama di zona mid-ocean.
- Gravitasi: Gravitasi merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi gerakan lempeng. Gravitasi menyebabkan lempeng bergerak secara konsisten. Ketika lempeng bertemu, lempeng samudra cenderung tenggelam di bawah lempeng lainnya, fenomena ini dikenal sebagai subduksi. Proses ini menyebabkan lempeng lainnya terdorong, menyebabkan gerakan lempeng secara keseluruhan.
Pergerakan lempeng samudra ke dalam mantel, yang dikenal sebagai proses subduksi, merupakan bagian penting dari dinamika pergerakan lempeng yang terus-menerus
Â
Contoh teori lempeng tektonik yang mencerminkan pergerakan dan interaksi lempeng tektonik:
- Gempa Bumi: Salah satu bukti kuat dari teori lempeng tektonik adalah terjadinya gempa bumi. Gerakan lempeng tektonik menghasilkan tekanan yang menyimpan energi elastis dalam lempeng itu sendiri. Ketika tekanan dilepaskan, energi ini dapat menyebabkan getaran yang terasa di permukaan bumi.
- Letusan Gunung Berapi: Letusan gunung berapi terjadi ketika magma dari dalam bumi mencapai permukaan melalui patahan atau celah dalam kerak bumi. Ini sering terjadi di zona-zona konvergen, tempat terjadinya tabrakan antar-lempeng. Letusan ini merupakan hasil dari proses subduksi atau pemekaran mantel di bawah kerak bumi.
- Tsunami: Peristiwa tsunami merupakan bukti lain dari teori pergerakan lempeng tektonik. Gelombang besar ini seringkali disebabkan oleh gempa bumi bawah laut, yang terjadi ketika lempeng tektonik bergerak dan menyebabkan pergeseran vertikal di dasar laut.
- Terbentuknya Pegunungan: Pegunungan terbentuk melalui proses konvergen, di mana lempeng-lempeng saling mendekat dan bertumbukan. Tekanan yang dihasilkan selama tumbukan ini dapat mengangkat dan mendorong kerak bumi, membentuk rangkaian pegunungan.
Contoh-contoh ini memperlihatkan bagaimana pergerakan dan interaksi lempeng tektonik dapat mempengaruhi bentuk dan geologi permukaan bumi serta menyebabkan berbagai fenomena alam yang signifikan.
Â