Dan lempeng-lempeng itu terus bergerak. Iniah yang disebut lempeng tektonik. Adalah ilmuwan Jerman, Alfred Wegener yang menggagas teori lempeng tektonik pada 1911. Bahwa kerak bumi tidaklah masif, melainkan terpecah-pecah, terapung di atas cairan magma panas.
Di tengah Samudra Atlantik dua lempeng saling menjauh. Pergerakan itu didorong magma cair yang bergerak dari inti bumi yang panas ke permukaan.Â
Batu-batuan panas itu kemudian mendingin dan menutup celah yang terbentuk antara kedua lempeng tektonik. Di beberapa lokasi, sebagian bebatuan panas ini muncul ke permukaan bumi. Misalnya di Islandia. Pulau itu tumbuh sekitar lima sentimeter setiap tahunnya, karena kedua lempengan saling menjauh. Dan itulah alasannya, mengapa di Islandia, hampir setiap hari terjadi gempa bumi. Untungnya hanya getaran ringan, sehingga tidak ada kerugian apapun.Â
Pergerakan Lempeng Tektonik
Pergerakan lempeng tektonik dibagi menjadi 3 macam. Gerakan Divergen, Gerakan Konvergen, dan Gerakan Transform.
- Gerakan Divergen
Pergerakan atau batas divergen lempeng juga dapat dikenal sebagai zona pertumbuhan atau formasi lempeng baru. Di sini, batas divergen merupakan wilayah di mana lempeng saling menjauh. Karena itu, area kosong yang dihasilkan oleh pergerakan menjauh ini akan diisi oleh mantel bumi di bawah lapisan litosfer.
Kondisi ini menghasilkan mid oceanic ridge atau rift valley, yang menyebabkan lempeng benua terbelah menjadi dua, menyebabkan intrusi magma di tengah-tengah lempeng yang terpisah. Intrusi magma muncul karena adanya konveksi yang mendorong kedua lempeng ke arah yang berlawanan.
Setelah tahap tersebut, magma akan mendingin dan mengeras, membentuk litosfer samudera baru.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evolusi batas divergen melibatkan tiga proses penting. Pertama, batas divergen menyebabkan lempeng pada litosfer bergerak membelah satu sama lain. Kemudian, saat lempeng tersebut terbelah, magma dari astenosfer akan mengisi celah atau ruang kosong tersebut, membentuk suatu lautan sempit. Contoh-contohnya adalah Laut Merah dan Laut Sempit di area Teluk California.
- Gerakan Konvergen
Berikutnya, terdapat pergerakan atau batas konvergen yang juga dikenal sebagai zona subduksi atau penyerapan. Pada tahap ini, lempeng-lempeng di permukaan bumi saling mendekat. Salah satu lempeng akan menekan dan menembus mantel, menyebabkan lempeng tersebut mengalami peleburan atau penghancuran akibat suhu tinggi.
Di zona konvergen ini, terjadi berbagai fenomena seperti subduksi dan kolisi. Subduksi terjadi ketika lempeng-lempeng memiliki bahan yang cukup berat, sedangkan kolisi terjadi ketika lempeng memiliki bahan yang cukup ringan.