Ketika salah seorang peserta bertanya tentang semangat kepemilikan alumni terhadap Gontor yang terlihat sangat fanatik, Dr. Ahmad Hidayatullah memberikan penjelasan yang menarik. Ia mengatakan bahwa rasa fanatik itu muncul dari kompetisi sehat antar-asrama, yang melahirkan rasa kepemilikan dan kebanggaan. Namun, fanatisme ini bukan dalam arti negatif, melainkan dorongan untuk terus berkontribusi dan mengikhlaskan diri menerima kebenaran dari pihak lain.
Di Gontor, santri juga dididik tentang politik, tetapi tidak dalam kerangka partai. Pendidikan politik ini lebih menekankan pada nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial. Hal ini memungkinkan alumni Gontor untuk berkiprah di berbagai organisasi masyarakat tanpa terjebak dalam konflik kepentingan. Mereka dihormati sebagai guru atau ustaz di masyarakat, dan sering kali diminta memimpin kegiatan keagamaan lintas organisasi.
Dr. Ahmad Hidayatullah juga membahas aspek filosofis dari sistem Gontor, termasuk tata letak fisik pondok. Lapangan utama, misalnya, dirancang untuk memungkinkan santri senior menjadi teladan bagi juniornya. Filosofi ini menciptakan budaya keteladanan yang kuat di antara santri.
Dalam perintisan pondok putri, Gontor juga belajar dari pengalaman dan musyawarah. Kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk santriwati bertujuan membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semua ini menunjukkan bahwa Gontor terus beradaptasi tanpa kehilangan esensinya.
Di akhir diskusi, Dr. Ahmad Hidayatullah kembali menegaskan bahwa keberhasilan Gontor tidak terlepas dari keberkahan Allah dan doa umat. Ia meminta semua peserta untuk terus mendoakan agar Gontor dapat istiqamah dalam menjalankan amanah pendidikan dan memberikan kontribusi bagi umat.
Workshop ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga refleksi mendalam tentang nilai-nilai yang menjadi fondasi Gontor. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Hidayatullah memberikan inspirasi dan harapan bagi para peserta untuk menerapkan semangat keikhlasan, keberkahan, dan kepemimpinan dalam kehidupan mereka. Gontor, dengan segala keistimewaannya, terus menjadi model pendidikan yang relevan dan bermakna bagi dunia Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H