Mohon tunggu...
Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Keistimewaan Gontor: Workshop "Kepondokmodernan" bersama Dr Hidayatullah di UNIDA Gontor

5 Desember 2024   16:15 Diperbarui: 5 Desember 2024   16:21 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Suasana Workshop (Sumber: Dokpri)

Ketika salah seorang peserta bertanya tentang semangat kepemilikan alumni terhadap Gontor yang terlihat sangat fanatik, Dr. Ahmad Hidayatullah memberikan penjelasan yang menarik. Ia mengatakan bahwa rasa fanatik itu muncul dari kompetisi sehat antar-asrama, yang melahirkan rasa kepemilikan dan kebanggaan. Namun, fanatisme ini bukan dalam arti negatif, melainkan dorongan untuk terus berkontribusi dan mengikhlaskan diri menerima kebenaran dari pihak lain.

Di Gontor, santri juga dididik tentang politik, tetapi tidak dalam kerangka partai. Pendidikan politik ini lebih menekankan pada nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial. Hal ini memungkinkan alumni Gontor untuk berkiprah di berbagai organisasi masyarakat tanpa terjebak dalam konflik kepentingan. Mereka dihormati sebagai guru atau ustaz di masyarakat, dan sering kali diminta memimpin kegiatan keagamaan lintas organisasi.

Dr. Ahmad Hidayatullah juga membahas aspek filosofis dari sistem Gontor, termasuk tata letak fisik pondok. Lapangan utama, misalnya, dirancang untuk memungkinkan santri senior menjadi teladan bagi juniornya. Filosofi ini menciptakan budaya keteladanan yang kuat di antara santri.

Dalam perintisan pondok putri, Gontor juga belajar dari pengalaman dan musyawarah. Kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk santriwati bertujuan membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semua ini menunjukkan bahwa Gontor terus beradaptasi tanpa kehilangan esensinya.

Di akhir diskusi, Dr. Ahmad Hidayatullah kembali menegaskan bahwa keberhasilan Gontor tidak terlepas dari keberkahan Allah dan doa umat. Ia meminta semua peserta untuk terus mendoakan agar Gontor dapat istiqamah dalam menjalankan amanah pendidikan dan memberikan kontribusi bagi umat.

Workshop ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga refleksi mendalam tentang nilai-nilai yang menjadi fondasi Gontor. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Hidayatullah memberikan inspirasi dan harapan bagi para peserta untuk menerapkan semangat keikhlasan, keberkahan, dan kepemimpinan dalam kehidupan mereka. Gontor, dengan segala keistimewaannya, terus menjadi model pendidikan yang relevan dan bermakna bagi dunia Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun