Mohon tunggu...
Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tetaplah Bersujud Walau Keinginan Belum Terwujud

4 April 2024   23:00 Diperbarui: 4 April 2024   23:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: Adobe Stock)

Di antara jutaan doa dan harapan yang mengisi jiwanya, ia menemukan ketenangan dalam sujudnya. Ketika sang mentari terbit memancarkan sinarnya yang hangat, dia sudah berada di sujudnya, memohon kepada Sang Pencipta, menghadirkan doa-doa yang dipeluk oleh rindu dan kegigihan.

Setiap hari, dia menghadirkan dirinya di hadapan-Nya dalam sujud. Meski keinginan-keinginan dunia belum terwujud sepenuhnya, namun keyakinannya pada keadilan Ilahi membawanya tetap kokoh berpegang pada harapannya.

Ada sepotong hati yang damai dan sabar di balik sujudnya. Baginya, sujud bukanlah sekadar gerakan ritual, melainkan momen paling intim dalam keterhubungannya dengan Sang Maha Pencipta. Di sana, di rahasia sujudnya, dia merasakan kehadiran-Nya yang tak terhingga.

Mungkin, orang lain melihatnya sebagai sosok yang terus berjuang tanpa henti, tidak pernah menyerah dalam menghadapi ujian hidup. Namun, bagi dirinya, sujud adalah tempat di mana dia menemukan kekuatan dan ketenangan.

Dia percaya bahwa setiap sujud adalah titik awal dari perubahan yang akan datang. Meskipun keinginannya belum terwujud, tapi sujudnya adalah perwujudan dari rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Setiap sujud adalah pernyataan bahwa dia masih percaya, bahwa setiap hembusan napas adalah kesempatan baru untuk meraih impian.

Sebab, di balik setiap kesulitan dan kegagalan, dia tahu ada rahasia yang tersembunyi. Ada sebuah rencana yang lebih besar yang belum terungkap sepenuhnya. Dan dia terus berusaha, dengan keteguhan dan kesabaran, menunggu saat-saat di mana rahasia itu akan diungkapkan.

Dalam perjalanannya, dia tidak sendirian. Setiap sujudnya adalah doa bagi mereka yang berjuang bersamanya, yang percaya pada impian dan tujuan yang sama. Sujudnya menjadi tanda persaudaraan, persatuan dalam keyakinan yang sama.

Mungkin hari ini, keinginannya belum terwujud. Namun, dia yakin bahwa sujudnya tidak pernah sia-sia. Setiap sujud adalah investasi bagi masa depannya yang lebih baik. Karena di dunia ini, ketekunan dan keyakinan yang kuat akan selalu menjadi kunci menuju keberhasilan.

Jadi, teruslah bersujud, wahai pejuang. Tetaplah memohon, tetaplah berdoa. Karena di setiap sujud, di setiap harapan yang terpancar, ada janji yang tak pernah putus untuk kemuliaan di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun