Mohon tunggu...
Muhammad Zaid
Muhammad Zaid Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya zaid mahasiswa uin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kota Panipahan yang Dijuluki Kota Terapung

22 Desember 2023   23:30 Diperbarui: 22 Desember 2023   23:53 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SEJARAH KOTA PANIPAHAN YANG DIJULUKI KOTA TERAPUNG

Oleh: M.Zaid Syahputra

Penyebutan nama kota Panipahan ini terdapat dua pendapat yang berbeda, teori pertama mengatakan Panipahan berasal dari bahasa Hokkien yaitu kata "Lipah" yang berarti "Luar Pagar" dan "Ham" yang berarti "Kerang" yang merujuk kepada penghasilan masyarakat di masa itu, teori kedua mengatakan Panipahan berasal dari bahasa melayu yaitu kata "Nipah" yang berarti "Pohon Nipah" dan "Ham" yang merujuk kepada "jalanan" di daerah tersebut. Berarti kita bisa menyimpulkan bahwa berapa banyak pohon nipah di sekitar jalan dan melimpahnya kerang di daerah Panipahan ini.

Kota Panipahan terletak di Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hilir, Kecamatan Pasir Limau Kapas yang berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan Pasir Limau Kapas ini terdiri dari tujuh kepenghuluan dan satu kelurahan, diantaranya:

  • Kepenghuluan Sungai Daun
  • Kepenghuluan Pasir Limau Kapas
  • Kepenghuluan Panipahan Laut
  • Kepenghuluan Panipahan
  • Kepenghuluan Panipahan Darat
  • Kepenghuluan Teluk Pulai
  • Kepenghuluan Pulau Jemur
  • Kelurahan Panipahan Kota

Panipahan juga sering dijuluki kota terapung karena ribuan rumah diatas permukaan laut dengan kayu-kayu penyangga yang kokoh meskipun usianya sudah mencapai puluhan tahun. Di kota terapung ini di huni kurang lebih 20.000 jiwa yang umumnya bekerja sebagai nelayan dan budidaya kerang. Suku yang mendiami kota ini cukup beragam, mulai dari Melayu, Tionghoa, Batak, Jawa, dan Nias.

Kota Panipahan ini sangat lah unik. Perumahan berdempetan dengan jalanan sempit dan hiruk pikukn kepadatan warga. Di kanan kiri kita menemukan rumah-rumah dan kolong yang tinggi diatas permukaan laut, kedai hingga pasar yang menyajikan hasil-hasil laut yang segar. Di kota ini juga dibangunkan sekolah mulai dari SD hingga SMA yang juga berdiri di atas laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun