Mohon tunggu...
Muhammad Zacky Al Akhor
Muhammad Zacky Al Akhor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nasional

Hallo saya Zacky Mahasiswa jurusan hubungan internasional, Saya suka membaca dan berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketimpangan Sosial Menjadi Tantangan Bagi Keadilan dan Pembangunan Berkelanjutan di Tahun 2024

23 November 2024   07:49 Diperbarui: 23 November 2024   07:52 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Literasi : SMAN 1 Cikijing

Sebelumnya teman-teman sudah tau belom sihh apa itu ketimpangan sosial ?

Ketimpangan sosial adalah keadaan di mana terdapat perbedaan yang signifikan dalam distribusi sumber daya, hak, kesempatan, atau status di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Ketimpangan ini sering kali dipengaruhi oleh faktor seperti kekayaan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, etnis, dan lokasi geografis. Ketimpangan sosial terbagi menjadi beberapa bentuk lhoo diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Ketimpangan Ekonomi: Perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan antara individu atau kelompok. Contohnya, jurang antara orang kaya dan miskin.
  • Ketimpangan Pendidikan: Akses yang tidak merata terhadap pendidikan berkualitas, biasanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau lokasi.
  • Ketimpangan Gender: Diskriminasi terhadap jenis kelamin tertentu, misalnya kesenjangan upah antara pria dan wanita untuk pekerjaan yang sama.
  • Ketimpangan Akses terhadap Layanan: Perbedaan dalam mendapatkan layanan kesehatan, perumahan, atau fasilitas umum lainnya.
  • Ketimpangan Kultural: Ketidakseimbangan dalam pengakuan budaya, agama, atau identitas tertentu di masyarakat.

Ketimpangan sosial terjadi akibat berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari aspek individu maupun struktural. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan ketimpangan sosial:

  • Distribusi Kekayaan yang Tidak Merata, Ketimpangan dalam kepemilikan aset, seperti tanah, properti, atau investasi, menyebabkan sebagian besar kekayaan hanya dikuasai oleh segelintir orang.
  • Kesenjangan Pendapatan, Perbedaan besar antara upah pekerja dan keuntungan pemilik modal menciptakan jurang ekonomi yang semakin lebar.
  • Akses Terbatas terhadap Kesempatan Ekonomi, Kelompok tertentu, terutama di wilayah terpencil atau miskin, memiliki akses terbatas terhadap lapangan kerja atau peluang bisnis.
  • Ketidakmerataan Akses Pendidikan, Akses ke pendidikan berkualitas sering kali hanya tersedia bagi kelompok masyarakat yang mampu secara ekonomi, sementara masyarakat miskin kesulitan menjangkaunya. Individu dengan pendidikan rendah sulit bersaing di pasar kerja, sehingga menambah kesenjangan sosial.
  • Perbedaan pembangunan antar ilayah, Wilayah perkotaan cenderung memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik dibandingkan pedesaan, sehingga menciptakan ketimpangan antara kota dan desa. Wilayah terpencil sering kekurangan akses ke pasar, layanan kesehatan, dan pendidikan, yang memperparah ketertinggalan sosial.

Ketimpangan sosial juga menjadi tantangan serius bagi keadilan dan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2024 lhoo teman-teman karena dampaknya terhadap stabilitas sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Ketimpangan sosial menciptakan perbedaan dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan perumahan. Hal ini melanggar prinsip keadilan sosial yang menekankan bahwa semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Kelompok yang terpinggirkan sering kali tidak memiliki suara dalam proses pengambilan keputusan, sehingga kebijakan cenderung menguntungkan kelompok tertentu.

Ketimpangan sosial sering kali menjadi akar konflik sosial, politik, dan keamanan. Pada tahun 2024, dunia menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis energi, dan migrasi besar-besaran yang memperburuk ketimpangan antar wilayah dan kelompok. Ketimpangan antara kota dan desa memicu urbanisasi yang masif, sehingga menciptakan permukiman kumuh dan menekan infrastruktur perkotaan.

Ketimpangan teknologi atau digital divide juga menjadi isu besar. Masyarakat yang tidak memiliki akses ke internet atau teknologi digital akan semakin tertinggal dalam pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik yang berbasis teknologi. Kesenjangan ini memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi di berbagai negara.

Ketimpangan sosial ini bertentangan langsung dengan SDG 10: "Mengurangi Ketimpangan di Dalam dan Antar Negara." Ketimpangan juga mempengaruhi tujuan lainnya, seperti mengakhiri kemiskinan (SDG 1), memastikan pendidikan berkualitas (SDG 4), dan kesetaraan gender (SDG 5).

Ketimpangan sosial menciptakan disparitas dalam akses terhadap hak dan layanan dasar, yang merugikan kelompok rentan. Orang kaya memiliki sumber daya lebih untuk mengakses pendidikan, layanan kesehatan, atau bahkan peluang politik. Di beberapa negara, wanita masih menghadapi hambatan besar dalam mendapatkan pekerjaan atau gaji yang setara dengan pria. Laporan dari Oxfam International menunjukkan bahwa jurang kekayaan global terus melebar, dengan 1% populasi dunia menguasai lebih dari 50% kekayaan global. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, akses terhadap pendidikan dan kesehatan di daerah pedesaan tertinggal jauh dibandingkan dengan perkotaan. Ketimpangan sosial dalam di suatu negara juga dapat memberikan dampak bagi dunia internasional salah satunya adalah mendorong orang untuk bermigrasi dari negara miskin ke negara yang lebih kaya demi mencari kesempatan hidup yang lebih baik. Hal ini dapat menciptakan tekanan pada negara-negara penerima migran, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik, seperti isu pengungsi dan integrasi budaya Oleh sebab itu Ketimpangan sosial hanya bisa diatasi dengan kebijakan yang adil, pengawa

Oleh sebab itu Ketimpangan sosial hanya bisa diatasi dengan kebijakan yang adil, pengawasan yang kuat, dan kerjasama lintas sektor, sehingga keadilan dan pembangunan berkelanjutan dapat berjalan berdampingan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun