Mohon tunggu...
Muhammad YusufRidwan
Muhammad YusufRidwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nim : 43120010044 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik UMB Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 1_Mempelajari Sadulur Papat Lima Pancer Kearifan Lokal di Indonesia

25 Oktober 2022   17:56 Diperbarui: 25 Oktober 2022   18:05 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Pustaka: Pribadi


Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian, cara hidup suatu masyarakat yang dinyatakan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan lingkungan alam tempat mereka tinggal. Kearifan lokal merupakan ciri khas dari etika masyarakat dan nilai-nilai budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. 

Kearifan lokal juga merupakan kekayaan bangsa yang perlu dipupuk dan dibina, terutama oleh generasi muda, untuk melawan arus globalisasi. Kearifan lokal menjamin bahwa tatanan sosial dan lingkungan alam tetap lestari dan terlindungi. Jangan biarkan karakteristik lokal memudar. 

Perbedaan cara pandang dan strategi penghidupan berupa kegiatan yang dilakukan masyarakat lokal untuk mengatasi berbagai masalah sesuai dengan kebutuhannya. Apa ituSedulur Papat Limo Pancer?

Sedulur Papat Limo Pancer adalah bagian dari diri manusia yang perlu digali, disembuhkan, dipelajari dan diintegrasikan ke dalam kehidupan dan dianggap sebagai pelindung manusia sejak lahir dan manusia kembali kepada Tuhan. Dalam bahasa Jawa, Sedulur berarti Papat Limo (empat bersaudara, kelima tengah). Menurut pemikiran Jawa, istilah itu merujuk pada satu wujud manusia ketika lahir di Bumi. 

Dengan demikian, istilah tersebut menggambarkan bahwa ketika seorang manusia dilahirkan di bumi, ia juga dilahirkan dengan empat saudara manusia. Sebutan "Sedulur Papat Limo Pancer" digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai peninggalan budaya karya-karya Sunan Kalijaga pada abad ke-15 dan ke-16. dianggap satu abad. 

Secara historis, istilah ini pertama kali ditemukan dalam Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, bait 41-42. 'Sedulur Papat Limo Pancer' diyakini sebagai makhluk berinteraksi manusia. Sedulur Papat artinya empat bersaudara yang merupakan sahabat yang menemani manusia dimanapun dan kapanpun mereka hidup selama mereka hidup.

Reproduksi diartikan sebagai sedulur (saudara) yang tidak terlihat yang menyertai kehidupan seseorang sejak lahir sampai mati.

1. Wattman:
adalah kecemasan/kekhawatiran seorang ibu akan melahirkan anak. Ibu harus berjuang antara hidup dan mati saat melahirkan. Whatman adalah kakak tertua dan menyinggung pentingnya sikap hormat dan hormat kepada orang tua, terutama ibu. Kasih sayang, perhatian, dan doa seorang ibu adalah kekuatan yang membimbing kehidupan anaknya.

2nd Wahman:
adalah kawah atau cairan ketuban. Fungsi air ketuban adalah untuk melindungi janin dari syok intrauterin. Selama proses kelahiran, cairan ketuban secara alami rusak dan hilang, tetapi secara metafisik ada sebagai pelindung dan pelindung saudara.
Rahman ke-3:
Darah kelahiran. Darah adalah gambaran kehidupan, kehidupan dan roh. Darah kelahiran akhirnya padam dan menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap menjadi saudara yang mengumpulkan keberanian dalam perjuangannya menghadapi kehidupan. Darah juga merupakan gambaran kesehatan fisik dalam kehidupan.
4. Aliman :
Ini adalah ari-ari atau ari-ari. Fungsi plasenta adalah saluran nutrisi janin di dalam rahim. Antman adalah saudara tak kasat mata yang membantu seseorang mencari nafkah dan mempertahankan hidup.
5 Yang kelima adalah Panther (tengah), bayi itu sendiri, yang tidak sendiri ketika ia lahir, tumbuh dan menjadi dewasa. Secara metafisik, ia selalu ditemani oleh empat bersaudara: Whatman, Warman, Raman dan Aliman. Mereka adalah saudara yang membantu membimbing kehidupan hingga seseorang kembali kepada Penciptanya. Kumbang Kumbang atau Center dimaknai sebagai "roh" yang ada dalam diri manusia, meninggalkan kesadaran manusia sebagai "Erin Ran Waspod" menguasai, mengingat Sang Pencipta, dan menjadi manusia yang bijaksana . Jadi Sedulur papat bertindak sebagai energi potensial/aktif dan Panther bertindak sebagai pengendali kesadaran. 

Dalam kesadaran moralitas dan spiritualitasnya, orang dengan kesadaran Sedulur Papat Kalima Pancer dapat diartikan sebagai orang dengan standar etika yang tinggi. Etika tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai hubungan dan peran dalam masyarakat. Dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, spiritualitas, kesehatan dan hubungan sosial lainnya. Banyak yang mengaku sukses, tetapi hanya dalam bisnis saat rumah tangga mereka kacau balau, tubuh mereka sakit, dan jiwa mereka tertekan. Itu bukan kesuksesan yang sebenarnya. Filosofi Sedulur 4 Ka-5 Pancer adalah filosofi dasar dan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan standar Jawa yang berbeda. Misalnya standar hari kerja Jawa: Pasar Regi (Timur), Pahin (Selatan), Pong (Barat), Upah (Utara), Kriwong (Tengah/Tengah). Tokoh Punakawang juga dikenal dalam tradisi wayang.
Semar, Petruk, Garen dan Bagon menemani dan melayani tokoh sentral, Arjuna. Ini juga menggambarkan empat kuda kereta Arjuna yang dikendalikan oleh kusirnya Krishna.Pada zaman Islam Jawa, malaikat penjaga seperti Jibril, Mikhail, Isrofil, dan Ijroil menyebut seseorang sebagai siddratul.Ada juga kepercayaan yang akan membuat seseorang mencapai Muntaha atau menemani dia dalam kehidupan manusia bertentangan dengan Tuhan. Seperti biasa, filsafat Jawa selalu penuh dengan simbolisme, sehingga kaya akan penafsiran tanpa kehilangan esensinya. Demikian pula falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer secara normatif dapat melambangkan makna yang lebih esensial. Sedulur 4 menggambarkan unsur-unsur dasar (ego) manusia: cipta, rasa, karsa dan karya.
Hak Cipta adalah semangat, sumber dari segala logika, ide, imajinasi, kreativitas, dan ambisi. Berpikir adalah bagaimana otak memanipulasi informasi untuk membentuk konsep, penalaran, dan keputusan.
RASA adalah perasaan atau respons emosional terhadap peristiwa atau pengalaman hidup. Berbagai ekspresi emosi begitu kaya sehingga tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
KARSA adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi untuk melaksanakan keputusan dan rencana seseorang. Seseorang dapat dimotivasi oleh rangsangan dari luar, tetapi sebaliknya dari dalam dirinya sendiri.
Kerja adalah suatu tindakan, aspek psikomotorik individu, yang berwujud konkret sehingga dapat dirasakan dan bertindak terhadap lingkungan.
Empat elemen dasar manusia di atas 'diaktifkan' ketika manusia dikendalikan melalui sebuah tanker/kunci yang biasa disebut kesadaran yang disebut 'ering'. Ada peperangan rohani yang nyata di sini. Ketika katup kesadaran dapat dibuka, empat potensi dasar manusia menjadi kekuatan "kuantum" yang luar biasa, memiliki kekuatan ledakan, membuat seseorang menjadi manusia yang lengkap, secara fisik dan mental, sukses.
Konsep mandala (sedulur papat limo pancer), atau biasa disebut 4+1 oleh orang Jawa, diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan tuhannya. Secara khusus, 4 mewakili kehidupan manusia yang penuh dengan keinginan, sedangkan +1 adalah mikrokosmos alam semesta kita. Konsep mandala secara garis besar menggambarkan pembagian arah dasar yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari: Utara, Timur, Selatan dan Barat. Empat titik mata angin melambangkan empat jenis keinginan yang ada pada manusia. Arah utara dilambangkan dengan bumi dan hitam melambangkan al-amah atau keegoisan. Arah timur dilambangkan dengan warna air dan putih, mutmaina atau kedamaian hidup. Arah selatan dilambangkan dengan api dan merah berarti marah atau marah. Arah barat dilambangkan dengan angin, dan kuning melambangkan spyers atau keinginan tinggi. Manusia harus mampu mengendalikan segala hawa nafsu yang ada di dalam dirinya, yang disimbolkan dengan empat poin. Jika orang dapat mengendalikan atau melawan keinginan yang tumbuh di dalam diri mereka, mereka akan menerima Nurkahyo (cahaya saja) atau cahaya ilahi di kehidupan masa depan mereka.
Pepatah Jawa kuno mengatakan bahwa Urip Kwi bisa berhenti di Ngombe. Pada dasarnya tujuan hidup orang Jawa adalah untuk mencapai Kasanpurnan atau kesempurnaan hidup, karena mereka tahu bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara, berkembang menjadi pola +1. Artinya pengendalian diri manusia menjadi lebih tajam (delapan kardinal) melalui peningkatan keinginan. Konsep 8+1 biasa disebut dengan Astagina. Ini mewakili empat poin dasar lainnya. Artinya, arah barat laut diwakili oleh angin, arah timur laut oleh bulan, arah tenggara oleh api, dan arah barat daya oleh matahari. Selain arah mata angin, angka 8 juga menunjukkan angka ilahi yang menjelaskan berbagai jenis keinginan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun