Mohon tunggu...
muhammadyusufmifsawabi
muhammadyusufmifsawabi Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pancasila sebagai Dasar Moral: Peran Pendidikan kewarganegaraan dalam Pembentukan Identitas dan Karakter Bangsa

5 Januari 2025   07:14 Diperbarui: 5 Januari 2025   07:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PENDAHULUAN

Identitas dan karakter bangsa Indonesia dibentuk secara signifikan oleh Pancasila sebagai dasar moral, terutama di tengah tantangan globalisasi dan krisis identitas yang sedang dihadapi saat ini. Dalam Pancasila, nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan menjadi pedoman bagi masyarakat untuk menghadapi perbedaan dan konflik yang mungkin muncul karena keragaman budaya. Pancasila berfungsi sebagai penyeimbang dalam dunia saat ini, di mana banyak generasi muda terpengaruh oleh budaya asing dan nilai-nilai yang tidak sejalan dengan nilai-nilai bangsa kita. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga jati diri dan integritas kita. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, masyarakat diharapkan dapat membangun karakter yang kuat, saling menghormati, dan berkontribusi positif terhadap pembangunan bangsa, sehingga tercipta masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.

Tujuan dari esai ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis peran Pancasila sebagai dasar moral dalam pembentukan identitas dan karakter bangsa Indonesia. Diharapkan esai ini juga akan mengungkapkan bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila berfungsi sebagai pedoman etika dan moral bagi masyarakat, serta bagaimana penerapan Pancasila dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di tengah keragaman budaya yang ada.

PEMBAHASAN

Penggunaan teknologi dalam pendidikan karakter semakin penting di era digital saat ini, dimana siswa harus dilengkapi dengan keterampilan dan etika yang tepat unytuk bernteraksi secara online. Pendidikan karakter kini mencakup aspek etika digital dan literasi digital, yang merupakan fondasi untuk membentuk warga negara digital yang bertanggung jawab. Hal ini menuunjukkan bahwa pemdidikan karakter tidak hanya berfokus pada nilai-nilai tradisional, tetapi juga pada perilaku yang sesuai dalam dunia digital.

Pendidkan karakter di Indonesia menghadapi konteks dan tantangan yang kompleks. Sejak diterapkannya kurikulum 2013, kebijakan pendidikan karakter terus berkembang, dan masuk inisiatif. Implementasi pendidikan karakter sering terkendala oleh kurangnya pelatihan bagi guru, meskipun terdapat contoh sukses dibeberapa institusi. Disisi lain, pendidikan non formal seperti pesantren dan organisasi masyarakat, berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler yang mendukung nilai-nilai sosial dan moral.

Melalui pendidikan karakter, peserta didik tidak hanya dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk, benar dan salah, tetapi mereka juga akan dilatih untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter yang telah ada sebelumnya, sehingga membentuk kebiasaan-kebiasaan baik yang sesuai dengan nilai-nilai yang karakter dimilikinya. Peserta didik dapat mempertahankan diri terhadap hal-hal negatif apabila nilai-nilia karakter positif sudah ditanamkan dalam diri mereka sejak dini.

  Peserta didik sekolah dasar harus diajarkan pendidikan karakter karena akan membantu mereka mengembangkanrasa percaya diri dan membantu dalam bersosialisasi dengan teman ataupun lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai karakter akan tertanam kuat dalam diri setiap anak dan mampu membentukkepribadiannya jika pendidikan karakter diperkenalkan kepada siswa sekolah dasarsejak usia dini.

Peran Pendidikan Kewarganegaraaan dalam membentuk karakter dan identitas dapat diupayakan dengan cara. Pertama, membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal, nasional, regional, dan global. Kedua, menjadikan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis. Ketiga menghasilkan mahasiswa yang berfikiran komprehensif, analitis, kritis, dan bertindak demokratis.

Dari tantangan-tantangan yang ada, solusi untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu tentunya menangani kasus-kasus yang ada dengan tepat agar terbentuk karakter positifpada siswa, di mana hal tersebut terdapat karakter terciptanya beriman dan bertakwa, lalu tahu bagaimana etika kepada orang tua, kepada guru, dan kepada orang yang berjasa. Selanjutnya memiliki rasa cinta kepada tanah air, kepada wilayahnya, kepada keluarganya di rumah, dan kepada sekolahnya.

Selaras dengan tujuan PKn menurut sapriya, adapun tujuan umum pelajaran PKn menurut Somantri, ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan "warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati. Karakter dimaknai sebagai nilai utama yang melekat pada setiap insan manusia sebagai warga negara yang kemudian diejawantahkan sebagai personalitas diri serta penanda identitas kolektif bangsa. Dalam konteks suatu bangsa, karakter berfungsi sebagai kekuatan identitas dan kekuatan mental bangsa yang mendorong suatu bangsa dalam merealisasikan cita-cita dan tujuan pembangunan bangsa, dengan menampilkan keunggulan-keunggulan yang kompetitif, komparatif dan dinamis di antara bangsa-bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun