Saya baru menyadari jika suka menggambar sekitar 3-4 tahun belakangan. Sebelumnya, tidak menyadari jika kesukaan pada menggambar bisa mendatangkan ide-ide imajinatif yang tidak terekspresikan.
Mungkin, dalam pikiran saya begitu banyak hal yang harus 'dikeluarkan'. Isi pikiran yang bejubel nampaknya mengantri untuk dipanggil.
Dalam situasi tidak direkayasa, imajinasi itu datang tiba-tiba. Kalau orang bilang ini disebut inspirasi. Namun, sepertinya itu adalah akumulasi dari pengetahuan dan pengalaman yang terkumpul dalam waktu lama.
Sering saya kesulitan untuk tertidur hanya karena apa yang ada dalam pikiran belum dituangkan dalam secarik kertas. Walaupun hanya coretan yang belum mempunyai bentuk tetapi itu sudah cukup mengobati keresahan yang dialami.
Keresahan jiwa yang sering dirasakan akhirnya mendapatkan jawaban. Saya jadi bertanya-tanya, apakah saya mengalami masalah psikologis. Ternyata, menggambar menjadi terapi sendiri sehingga mengurangi banyak beban jiwa yang tidak tahu darimana asalnya.
***
Saya tidak melakoni kesukaan menggambar ini sejak kecil karena masih menganggap itu 'hobi kurang berguna'. Maklumlah, orang tua bilangnya begitu. Menggambar tidak bisa menjadi pekerjaan yang menghasilkan cukup uang.
Tetapi, zaman sudah banyak berubah. Ketika dewasa, saya malah semakin diperlihatkan pada betapa "tukang gambar" mendapat tempat dalam dunia. Media massa yang semakin meluas malah memberikan kesempatan begitu luas pada "tukang gambar". Sarana pun semakin dimudahkan bahkan dari ponsel pintar.
Kadang, saya menyesal karena tidak menekuni hobi ini sejak kecil. Dulu, saya terlalu mendengarkan omongan orang sekitar dan tidak mengikuti kata hati.
Lambat laun, saya mulai berpikir jika keresahan jiwa yang dialami adalah petunjuk dari Yang Maha Kuasa tentang "apa yang harus dijalani dalam mengarungi zaman ini".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H