Selama ini saya memahami jika arus informasi yang mengalir begitu deras dijadikan sebagai bentuk baru "serangan" ideologis dan pemikiran. Kita semakin diajak untuk bersikap menjauh dari realita nyata dan khazanah budaya bangsa yang telah terbina sejak lama.
Konten di  dunia maya baik berupa informasi atau pun sekedar fiksi, jelas bisa mengubah arah kehidupan suatu bangsa. Hal yang jelas saya cermati adalah begitu menjauhnya kehidupan kita dari norma.
Padahal, norma itu dibentuk sebagai sarana perwujudan jati diri suatu bangsa di tengah kemelut dunia.
***
Apabila konten internet belum bisa menjadi sarana untuk menyelaraskan arah pemikiran bangsa ini, ya itu hanya akan menjadi barang dagangan yang menguntungkan para kapitalis media.Â
Konten malah akan dijadikan bahan tertawaan di masa depan apabila generasi mendatang melihat betapa 'ngawur' cara orang Indonesia menggunakan media massa.
Teknologi informasi saat ini hanya dijadikan sarana canggih untuk bergunjing. Lebih berbahaya kalau konflik antar anak bangsa malah semakin meruncing. Itu dikarenakan konten dunia maya malah membuat 'bahaya'.
Bagaimanapun negara harus 'menjinakan' selera warganya yang sudah terlalu 'liar'. Ya, sebelum binatang liar bernama internet ini malah 'menggigit' orang-orang yang kita cintai. Ih...ngeri...