Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Negeri Ini Tercipta Hanya untuk Pribumi?

8 Desember 2018   06:05 Diperbarui: 8 Desember 2018   06:16 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini tentang "siapa yang berhak mengurus negeri ini?", senantiasa dihembuskan  apabila tahun politik tiba. Opini yang berseliweran membuat saya sendiri merasa bingung. Satu sisi kita membuka diri pada orang asing, tetapi di sisi lain ada yang berteriak 'anti-asing'.

***

Membuka Diri vs Menutup Diri

Pernahkah terlintas dalam pikiran kita, sebenarnya negeri ini diciptakan untuk siapa? Klaim bahwa negeri hanya untuk kaum pribumi, seakan menjadi alasan kuat bahwa orang asing tidak boleh turut serta "memanfaatkan" potensi negeri ini.

Namun, di sisi lain klaim "paling berhak" ini menjadikan pemikiran manusia Indonesia tertutup. Contoh yang umum terjadi, apabila Indonesia menutup diri pada investasi maka negeri ini akan dikucilkan dari percaturan perdagangan dunia.

Keterbukaan pada orang asing diawali dari sebuah pikiran bahwa kita "masih butuh" uluran tangan mereka. Kemajuan yang diinginkan oleh bangsa ini, bagaimanapun perlu bantuan negara-negara lain. Manusia Indonesia tidak bisa berjalan sendirian mengarungi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertukaran produk menjadi alasan utama adanya keterbukaan pada orang asing. Sejarah mencatat bahwa perdagangan antar bangsa membawa konsekuensi adanya "campur tangan" asing dalam memajukan peradaban dalam negeri sendiri.

Sikap membuka diri pada orang asing bukanlah semata-mata merendahkan harga diri. Saya pikir, sikap yang pragmatis tidaklah terlalu dipusingkan dengan persepsi tentang harga diri. Justru, merasa diri tidak mampu mengurus diri sendiri membuat sebagian orang Indonesia membuka diri.

Manusia Indonesia semestinya sadar akan kekurangan dan kelebihannya. Ada saat dimana kita harus membuka diri dan mengikutsertakan bangsa lain demi pembangunan dalam negeri.

Apabila undang-undang memperbolehkan pengikutsertaan asing dalam mengelola ekonomi nasional, maka mesti ada pemikiran yang "jelas" mengenai posisi orang pribumi sendiri. Kenapa saya berpijak pada konsep berpikir?  Karena pemikiran ini akan "menjalar" pada setiap aspek kehidupan yang kita jalani.

Untuk urusan membuka diri ini, mari kita belajar pada Arab Saudi. Negeri ini besar atas uluran bantuan Amerika dan kawan-kawan. Sumberdaya alam yang melimpah tidak sanggup mereka kelola sendiri. Karena itu, secara jelas mereka membuat perjanjian kerjasama untuk mengeluarkan minyak bumi dari bawah padang pasir yang tandus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun