Di bulan Ramadhan atau bulan puasa rasa kebersamaan begitu terasa. Mungkin disebabkan oleh suasana hati bahagia datangnya Ramadhan atau banyaknya amalan yang dikerjakan secara bersama-sama, seperti shalat tarawih.
Manusia sudah digariskan tidak bisa hidup tanpa orang lain, itulah mengapa Nabi Adam merasa kesepian, walaupun Beliau hidup di tengah kenikmatan yang melimpah ruah, yakni Jannah atau Surga.
Fitrah sebagai makhluk sosial itulah yang terus berlanjut ketika Beliau diturunkan di Bumi sebagai Khalifah yang akhirnya berkembang dengan berbagai macam suku bangsa.
Kadang sebagian kita menjadikan suku bangsa untuk saling berbangga-bangga, padahal dalam Al-Quran disebut bahwa keberagaman Suku Bangsa untuk saling mengenal bukan berbangga, karena yang terbaik ditentukan oleh Taqwa.
Sebagaimana dalam QS. Al-Hujurat : 13, Allah mengingatkan,
Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Setelah mengetahui dan memahami makna dalam Ayat Al-Quran tersebut, maka tidak elok lagi jika kita masih berbangga disebabkan suku bangsa.
Secara garis besar, aktivitas manusia tidak lepas dari 3 hubungan yang dikenal dengan :