Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Tidaklah Islam diturunkan selain sebagai Penyempurna dari ajaran Agama Samawi (Agama Langit) yang telah ada, yang mana ajaran tersebut telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul Allah sebelum diutusnya Rasulullah Muhammad Shalallahu'Alaihi Wasallam sebagai Nabi Terakhir yang juga Beliau sebagai Penyempurna dari rentetan Para utusan Allah yang diutus bagi ummat Manusia.
Para utusan Allah yang secara garis besar yang di mulai dari Nabi Adam 'Alaihissalam, Nabi Nuh 'Alaihissalam, Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, Nabi Daud 'Alaihissalam, Nabi Musa 'Alaihissalam, Nabi 'Isa 'Alaihissalam hingga Nabi Penutup yakni Nabi Muhammad Shalallahu'Alaihi Wasallam.
Dalam perkembangannya, Dakwah Islam tentu mendapatkan pertentangan dari ajaran yang ada ditengah Masyarakat, walaupun sebenarnya Ajaran/Syariat Islam-lah yang lebih terdahulu ada sebagiamana yang telah diimplementasikan oleh Nabi Adam beserta keturunannya pada saat itu dalam kehidupan mereka sehari-hari, walaupun belum sesempurna dengan Ajaran/Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu'Alaihi Wasallam.
Sebagaimana contoh Ajaran Syariat Agama Allah yang diimplementasikan oleh keturunan Adam saat itu mereka diwajibkan untuk Berqurban dari Hasil Pekerjaan mereka. Habil berqurban dengan hasil Perkebunannya dan Qabil berqurban dengan hasil Peternakannya.
Itulah pengantar tentang bagaimana proses agama itu mulai ada sebagai aturan hidup dari Sang Pemberi Hidup, yakni Allah. Nah, kembali ke Judul Artikel ini, "Toleransi itu Indah" adalah bukan bermaksud untuk menyamakan semua agama, yang bebas dilakukan oleh semua orang.
Dalam aturan sebuah Instansi saja, kita tidak boleh menyamakan antara instasi yang satu dengan yang lainnya. Contoh lainnya, masyarakat biasa tentu tidak boleh berada dalam barisan sebuah upacara militer, karena ada aturan yang tidak membolehkannya.
Nah, Islam sebagai agama penyempurnaan dari Agama Samawi terdahulu tentu telah mengatur semua lini kehidupan, termasuk aturan soal Toleransi antar ummat beragama, yakni tidak mencampur-adukkan peribadatan Agama karena masing-masing punya aturan.
Aturan tentang Toleransi tersebut termaktub dalam Firman Allah, QS. Al-Kafirun : 6,