Penulis juga mencoba googling, Universitas Astrolabe Istanbul Turki , memang tidak ada. Sejelek-jeleknya universitas di Indonesia pasti mempunyai website. Anehkan..
Sudah itu, kalau benar dapat gelar doctor honoris Causa, memang jasanya selama ini di bidang kebudayaan apa. Dari media dakwahmya di Youtube tidak beda dengan ustad-ustad lain pada umumnya, tidak ada yang istimewa sama sekali.
Hanya yang kontroversial saat pilpres 2019 yang lalu, hendak menggandeng Prabowo kelak untuk memasuki gerbang surga. Lain-nya paling-paling seperti ustad aliran keras lainnya, menolak ucapan selamat Natal dan mencurigai orang-orang Nasrani yang hendak bermaksud baik. Ya.. gitu-lah.
Sedangkan gimana dengan UAS? Tidak kalah menakjubkan :
Ustad Abdul Somad yang kontroversial, memutuskan melanjutkan kuliah S3 di Negara Sudan. Nama universitasnya Omdurman islamic Sudan.
Kenapa penulis heran
Negara sudan, Negara yang 40 persen warga-nya di bawah garis kemiskinan dan 60 persen pendapatan perkapita penduduknya masih di bawah 1 dollar, Sumber, menjadi pilihan dari Abdul Somad melanjutkan studi-nya. Mendapatkan bea siswa dari Yayasan tafaqquh study Club Pakanbaru, Riau.
Sudah bisa dibayangkan, Negara dalam keadaan seperti itu, tidak hanya situasi ekonominya tapi juga perebutan kekuasaan di dalan Negeri serta berebutan wilayah Abey penghasil minyak dengan Negara pecahannyan, Sudan Selatan, bagaimana bisa mempunyai perguruan tinggi yang bermutu.
Ini bisa nampak pada peringkat Perguruan Tinggi Negerinya. Di Negara Sudan terdapat 29 perguruan tinggi Negeri dan salah satunya Omdurman University tempat UAS menempuh study S3-nya.
Menurut Webometric, lembaga peringkat perguruan tinggi Dunia, Universitas Omdurman menduduki peringkat 8.796, Sumber
Bandingkan dengan Universitas tempat UAS mengajar, Universitas Sultan Syarif Karim Riau (SUSKA, Riau ) menduduki peringkat 4.247. Jauh di atas Omdurman Sudan. Bahkan peringkat Omdurman pun kalah jauh dengan UIN Pamekasan, Madura. Apalagi mau dibandingkan dengan UGM ( 800) atau UI ( 840). Sumber