Mohon tunggu...
Muhammad yazid Kurnia
Muhammad yazid Kurnia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa UHAMKA

yazid yow

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Krisis Ekonomi Sebagai Lawan Besar Negara.

9 November 2020   15:35 Diperbarui: 9 November 2020   17:49 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan salah satu negara  yang sudah tidak asing lagi dengan kalimat krisis ekonomi. Mengapa demikian? Karna masih banyak sekali masalah sosial ekonomi yang menjadi penyakit yang mendarah daging bagi Indonesia. Sebut saja penyakit itu 3 k atau  ketimpangan,kesenjangan dan kemiskinan. Ketiga masalah itu yang selalu menjadi tantangan negara Indonesia yang katanya menganut system ekonomi Pancasila yang salah satu tujuanya adalah Adanya pemerataan pendapatan dan persamaan antara berbagai golongan dan lapisan masyarakat tetapi tujuan itupun masih belum tercapai padahal Indonesia telah menganut system itu dari tahun 1998 yang merupakan pengembangan dari ekonomi campuran. Dari pada masa reformasi hingga pada pemerintahan pak jokowi sekarang Indonesia masih belum menemukan kestabilan dalam menjaga laju jalan ekonomi Indonesia. Tertinggi persentase ekonomi pada saat pemerintahan pak SBY Indonesia berhasil menyentuh angka 6,49 persen  pada tahun 2011 namun kembali menurun pada tahun 2012 ke 6,23 persen hingga pada akhir jabatan pak SBY terus menurun hingga tahun 2014 menyentuh 5,01 persen. Pada masa pak jokowi sekarang Indonesia selalu mengalami naik turun contohnya seperti Secara statistik, rasio penduduk miskin dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 10,96 persen, tahun 2015 sebesar 11,13 persen, tahun 2016 turun menjadi 10,7 persen, 2017 sebanyak 10,12 persen, tahun 2018 menjadi 9,66 persen. Dari sisi pengelolaan ekonomi, selama 5 tahun terakhir tingkat inflasi rendah terjagapada level 3 persen atau yang terendah dalam satu periode pemerintahan sejak era reformasi. Ini menggambarkan bahwa daya beli masyarakat terjaga dan terus tumbuh. Tetapi Meskipun berbagai indikator ekonomi mengalami pertumbuhan, namun daya sisi daya saing global Indonesia turun dari posisi 45 pada 2018, menjadi posisi 50 pada 2019. Demikian juga dengan realisasi investasi. Pada tahun 2015 hingga 2018 inventasi terus mengalami peningkatan, namun memasuki tahun 2019 diproyeksikan terjadi penurunan realisasi investasi khususnya Penanaman Modal Asing (PMA). Indonesia memang masih banyak yang harus dibenahi dalam bidang ekonomi tetapi kita sebagai warga negara yang baik juga harus ikut serta dalam pembangunan ekonomi negara seperti  memperbaiki sumber daya manusia di Indonesia. SDM baik SDA pun kita bisa kelola sendiri ingat kita itu negara kaya maka dari itu manfaatkan kekayaan itu untuk kita  itu sendiri.

Nama: Muhammad Yazid Kurnia

Fakultas: FISIP

http://uhamka.ac.id/

Refrensi dari:

 https://jeo.kompas.com/

https://www.wartaekonomi.co.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun