Faktor Kesuksesan Dakwah. Penulis: Syamsul Yakin Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Muhammad Yasir Atallah. Faktor Kesuksesan Dakwah mencakup banyak aspek.
 Misalnya saja pemanfaatan teknologi dan ketelitian dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode dakwah.
 Namun, yang sama pentingnya dalam konteks praktik adalah pengembangan bahasa retoris dakwah.
 Oleh karena itu, dalam mengembangkan retorika dakwah lisan, baik lisan maupun tulisan, setidaknya perlu mempertimbangkan tiga hal: menggunakan bahasa yang baku, berbasis data, dan berbasis penelitian.
 Pertama, Anda perlu menggunakan bahasa default.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa Mandarin adalah kata bahasa Indonesia yang tepat dan benar.
 Forum resmi biasanya menggunakan bahasa default.
 Yang ingin saya sampaikan pada poin ini adalah bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai pengalih perhatian dalam komunikasi apa pun, baik lisan maupun tulisan.
 Tujuannya adalah untuk menanamkan rasa percaya diri pada penonton.
 Bahasa gaul dan bahasa daerah mungkin penting, namun begitu juga dengan memilihnya sekali atau dua kali.
 Tujuannya adalah agar audiens mendekati pembicara dan menceritakan lelucon atau lawakan sebagai pemecah kebekuan.
 Kedua, informasi yang diberikan harus berbasis database.
 Data adalah fakta mentah.
 Sebaliknya, fakta adalah segala sesuatu yang ditangkap oleh indra manusia, ada, dan nyata.
 Data dapat berupa simbol, angka, dan kata.
 Basis data berarti materi atau topik faktual.
 Setiap fakta biasanya dapat diverifikasi bersama.
 Ketiga, informasi yang disajikan berdasarkan penelitian.
 Penelitian adalah suatu penelitian yang diawali dengan pengumpulan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan.
 Misalnya, hasil survei mencakup jumlah penduduk Indonesia, rasio gender, pendidikan, dan pendapatan per kapita.
 Inilah pengembangan bahasa retoris dakwah dan dianggap sebagai salah satu faktor keberhasilan dakwah secara umum, seperti pemanfaatan teknologi dan ketepatan pilihan pendekatan, strategi, dan metode dakwah.
 lingkaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H