Mohon tunggu...
Muhammad Wildan
Muhammad Wildan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiwsa dengan kehidupan yang santuy dan suka rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Penemuan Seaglider di Laut Indonesia Merupakan Ancaman Besar yang Tidak Dapat Ditangani?

4 Juni 2021   11:57 Diperbarui: 4 Juni 2021   12:41 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

pada awal 2021, Indonesia dikejutkan dengan penemuan "drone bawah laut" di lepas pantai Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan yang tersangkut jaring seorang nelayan. Drone tersebut terjaring pada 20 Desember 2020 oleh, Saehuddin, nelayan setempat. Akhirnya, kabar tersebut viral pada awal 2021. Benda yang mulanya oleh nelayan setempat diprediksi sebagai rudal tersebut, ternyata merupakan alat bawah laut (seaglider) yang juga diduga milik China.

Menurut Muhammad Fauzan, seorang analis keamanan yang berbasis di Indonesia, mengatakan peralatan itu sangat mirip dengan UUV 'Sea Wing' kepemilikan Tiongkok. terdapat aksara China yang bertuliskan nama China Shenyang Institute of Automation, Chinese Academy of Sciences pada seaglider tersebut.

Drone itu awalnya diserahkan ke polisi, namun saat ini diamankan ke Pangkalan Angkatan Laut di Makassar untuk diperiksa oleh militer.

Seorang analis dari sebuah lembaga pemikir kebijakan pertahanan dan strategis Australia mengatakan, penemuan ini harus diperhatikan karena UUV ditemukan di rute maritim penting yang menghubungkan Laut Cina Selatan ke ibu kota negara bagian Teritori Utara di Australia.

UUV tersebut dapat melakukan pengumpulan data termasuk suhu air, salinitas, kekeruhan dan tingkat oksigen.Selain itu, benda itu juga dapat mengumpulkan data mengenai arah gerakan dan arus secara real time.

Data tersebut sangat penting untuk operasi kapal selam yang merupakan persenjataan strategis angkatan laut, karena sifat operasinya yang senyap dan bisa masuk ke belakang garis pertahanan lawan. Pengetahuan tentang salinitas, arus, dan temperatur di suatu kedalaman akan berpengaruh terutama pada kesenyapan kapal selam tersebut. Kapal selam bisa bersembunyi di sebuah titik karena di kondisi tertentu, sinyal sonar sulit menembus lantaran dibiaskan salinitas, arus, dan temperatur.

Jika memang benar alat ini merupakan alat mata-mata bawah laut dengan teknologi yang mampu mengumpulkan data bawah laut, maka ini merupakan gentusan untuk Indonesia agar lebih waspada, terlebih Tiongkok masih bungkam hingga saat ini terkait seaglider yang ditemukan di lautan Indonesia. Jadi kita harus lebih waspada terhadap ancaman-ancaman yang akan datang.

 Terlebih lagi alat tersebut dapat memantau gerak gerik kapal selam TNI saat sedang berjaga maupun latihan di laut. Belum ada yang tau maksud dari keberadaan alat tersebut di lautan Indonesia. Memang menciptakan sebuah integrasi nasional itu tidak mudah karena ada berbagai ancaman yang siap menghampiri, namun Indonesia harus tetap menjaga integrasi bangsa.

Jika masyarakat dapat menjaga penguatan ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, maka upaya dalam mengatasi ancaman dapat dilakukan, karena menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2019, sistem pertahanan bersifat semesta melibatkan seluruh sumber daya nasional, yang dimana bukan hanya TNI/Polri saja, namun seluruh warga negara ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan RI dari segala ancaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun