Jalan dari stasiun Jakarta kota ke Museum Fatahillah tidak jauh dengan jarak tempuh 290 m dengan memakan waktu 4 mnt, sambil mendengarkan lagu dan menikmati suasana baru kota tua Jakarta, perjalanan tidak berasa lama. Sampai di Museum Fatahlliah kita menggunakan bank DKI Card yang dibeli secara on the spot dengan harga Rp 35.000,00. Satu kartu bisa dua orang dan isi saldo Rp 20.000,00
Masuk kedalam museum sejarah Jakarta tidak ada perubahan yang lihat,  masih original. Namun saya melihat kerusakan, dari lantai yang ambles  dan dinding yaang sudah rapuh, paling rawan dilantai 2 karena kerusakan lantai nya sangat signifikan. Semoga dapat perhatian oleh pemerintahh setempat .
Suasana Museum Sejarah pada hari itu, bisa dibilang sangat ramai pengunjung mulai dari warga lokal, hingga turis yang solo backpacker ataupun grup. Terdapat tour guide yang menjelaskan sejarah museum dan staf disana sangat ramah sama pengunjung. Kurangnya binaan terhadap staf yang sedang Praktek kerja lapangan karena masih malu-malu untuk menyapa sama pengunjung dan terlalu berkerumun
Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia.
Yang menarik adalah ruangan tengah dilantai 2 yang digunakan untuk rapat para hakim, menuju luar yaitu penjara bawah tanah, dan patung dewa Hermes. Sedikit informasi, dewa merupakan keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.Dikawasan dewa hermes terdapat pedagang kecil mulai pedagang cendol, soto, dan kerak telur, sebelum pintu keluar kita diarahkan meunju toko souvenir ada gantungan kunci, baju, kerajinan bentuk monas, ondel-ondel dan mainan anak lainnyaa
Setelah dari Museum Fatahillah, kami menuju Museum Seni Rupa dan Keramik. Dengan jarak tempuh (200 m) memakan waktu 2 menit dengan berjalan kaki, letak gedung nya sebelah persis Museum Fatahillah, bentuk gedung nya seperti Istana Presiden yang begitu megah.
MUSEUM SENI RUPA & KERAMIKÂ
Setelah dari Museum Fathillah , kami pindah ke Museum Seni Rupa dan Keramik , untuk harga tiket perorangan, dewasa dikenakan tarif Rp 5.000, mahasiswa dikenakan tarif Rp 3.000, anak-anak /pelajar Rp 2.000, untuk gedung megah seperti istana presiden.
Sejarah museum ini pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia. Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Pada awalnya, nama yang digunakan untuk gedung ini adalah Balai Seni Rupa dan Keramik yang kemudian berubah menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik