Pengabdian kepada masyarakat yang di ketuai oleh dosen dari program studi S1 Pendidikan IPS Bapak Agung Suprianto M,Pd. Program Pengabdian Masyrakat  ini di danai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Malang (LPPM UM). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang merupakan hasil integrasi dari Lembaga Penelitian (Lemlit) dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM). Integrasi ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Malang (UM).
Pada Sabtu, 22 Juni 2024, TimKali ini pengabdian kepada masyarakat berfokus membantu Petani kopi yang ada di desa medowo ntuk meningkatkan kualitas kopi, masyarakat petani memerlukan sosialisasi mengenai penanaman kopi yang baik sebagai upaya peningkatan kualitas kopi. Maka dari itu tim pengabdian UM melakukan edukasi sosialisasi kepada masyarakat petani desa medowo, dengan cara mendampingi petani kopi saat pasca penen kopi dengan berpedoman pada teknis GAP On Coffee.
Tak hanya itu, tim pengabdian masyarakat ini juga terjun ke kebun kopi milik salah satu petani di daerah tersebut guna mempraktekkan pasca panen kopi yang baik dan benar. Â Ketika dilihat kebun salah satu petani itu sangatlah potensial tak heran jika Indonesia nomor 3 di dunia sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.
Dimulai dari memetik kopi bahwasanya buah kopi yang masih mentah dan belum menjadi biji kopi itu terbagi menjadi 2 yaitu yang berwarna merah dan berwarna hijau ketika memetik bahwasanya setiap satu pohon kopi itu bisa menghasilkan buah kopi yang sangat banyak bahkan bisa mencapai 15-20 kg setiap masa panennya.
Setelah memperoleh buah kopi nah tentunya buah kopi tidak dijemur dulu melainkan di pilah terlebih dahulu agar buah yang busuk dan belum mateng itu bisa dibuang karena jika ikut di proses pembuatan kopi itu akan mempengaruhi rasa dari kopi itu sendiri dan membuat kualitas kopi juga ikut turun. Memilah buah kopi yang bagus atau tidaknya itu cukup mudah dengan memasukkan buah kopi ke dalam ember dan lalu ember itu akan di isi air nah buah kopi yang jelek buahnya akan naik ke atas permukaan air jika buah itu bagus maka akan tenggelam ke dasar ember.
Disaat buah kopi sudah mulai terkumpul disitulah tinggal di keringkan menggunakan drying house yang dimana kopi itu akan dijemur selama kurang lebih 2 harian tergantung cuaca dan kadar air yang ada di dalam kopi. Pengeringan ini dilakukan di dalam rumah plastik yang drying house, rumah ini sangat berguna untuk proses pengeringan kopi karna cahaya matahari itu bisa masuk akan tetapi saat cuaca hujan rumah ini akan melindungi buah kopi agar tidak terkena air hujan hal itulah yang membuat kopi bisa bagus sebelum berubah menjadi biji kopi.Â
Tim pengabdian masyarakat UM juga selalu memantau petani kopi di Desa Medowo saat pasca panen kopi karena dengan itu kopi di Desa Medowo Kediri bisa meningkat kualitasnya dan harga jual kopi juga bisa tinggi dengan kualitas bagus. Semoga dengan sosialisasi dan edukasi tim pengabdian masyarakat UM bisa mensejahterahkan petani kopi di desa Medowo Kediri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H