Mohon tunggu...
Muhammad VickyReynaldi
Muhammad VickyReynaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ayass

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Benteng Kuto Besak sebagai Tempat Wisata

22 April 2021   15:39 Diperbarui: 22 April 2021   15:49 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benteng Kuto Besak yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan ini sekarang sangat ramai di kunjungi anak-anak muda lokal maupun wisatawan. 

Tim peneliti benda cagar budaya Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan mendorong pemerintah daerah merevitalisasi Kompleks Benteng Kuto Besak tersebut agar menjadi destinasi wisata sejarah.


Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah. Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang.


Di kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai. Pemkot Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza Benteng Kuto Besak sebagai objek wisata.


Kuto Besak merupakan peninggalan bersejarah dari Kesultanan Palembang Darussalam. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dengan tujuan ingin melindungi Kesultanan Palembang Darussalam dari serangan dan gempuran musuh. 

Dengan letak Benteng yang berada diantara sungai-sungai, maka siapapun tidak mudah memasuki Benteng karena harus melalui titik-titik tertentu. Jika ada musuh yang akan menyusup masuk, maka prajurit Benteng denganmudah mengetahuinya dan melakukan tindakan antisipasif. Pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun