Mohon tunggu...
Muhammad Vega Pradana
Muhammad Vega Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang desainer grafis. Awal mula tertarik dengan dunia desain grafis saat duduk di bangku SMP . Sekarang ini saya tertarik dengan bidang desain UI/UX, Layouting, Branding, Ilustrasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Peringatan Satu Suro dalam Kacamata Warga Desa Kradinan bersama Kelompok 517 MMD UB

20 Agustus 2023   16:20 Diperbarui: 20 Agustus 2023   16:53 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiruk pikuk masyarakat memenuhi destinasi wisata Bukit Tunggul Manik (BTM) yang terletak di desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Pasalnya malam itu, pada Selasa 18 Juli 2023 telah dilaksanakan peringatan malam satu Suro yang digalakkan dalam kidung kekeluargaan dengan dibarengi hiburan rakyat yang menarik hati warga masyarakat. Ramai masyarakat duduk bersama, berbaur satu dengan yang lain, bersama juga dengan kelompok 517 Mahasiswa Membangun 1000 Desa (MMD) Universitas Brawijaya yang turut andil dalam memeriahkan peringatan satu Suro.

Peringatan malam satu Suro selalu terasa istimewa di desa Kradinan. Desa dengan keindahan alam dan budayanya ini memiliki kearifan lokal tersendiri dalam memeriahkan malam satu Suro. Selain memiliki alam yang menyegarkan mata karena terletak di ketinggian 800 mdpl, ketika ditelusuri lebih jauh, dapat terlihat sisi unik desa Kradinan dalam segi sosial dan budayanya. Memiliki 10 dukuh dalam 5 dusun yang tersebar di desa ini, malam satu Suro tetap memiliki nilai budaya yang melekat kental dalam masing-masing dukuhnya. Euforia masyarakat tak luput terliput dalam peringatan malam satu Suro yang istimewa ini.

“Di dusun ini dalam merayakan satu Suro selalu dibuat istimewa. Pada malam satu Suro akan disambut dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk untuk memeriahkan perayaannya. Kemudian di tanggal satu Suro sendiri, warga desa akan berkunjung dari satu rumah ke ke rumah yang lain untuk menjalin hubungan kekerabatan. Suasananya bahkan melebihi saat lebaran.” Tutur Pak Anshori selaku kepala dusun Pathok saat diwawancarai oleh mahasiswa dalam kegiatan identifikasi di dusun-dusun terkait nilai sosial budaya yang melekat di Desa Kradinan.

Pada momentum ini, mahasiswa kelompok 517 MMD 1000 Desa Universitas Brawijaya berkesempatan untuk menghadiri peringatan malam satu Suro yang digelar di Bukit Tunggul Manik. Peringatan malam satu Suro ini dihadiri penuh semangat oleh warga masyarakat dan tokoh masyarakat setempat. Acara peringatan malam satu Suro diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh Bapak Eko Sujarwo selaku kepala desa Kradinan lalu diikuti oleh tokoh masyarakat yang memberikan wejangan-wejangan terkait keistimewaan malam Satu Suro. 

Doa bersama tak luput digaungkan untuk terus mengingat kebesaran Sang Pemilik Semesta yang memberi kesehatan dan kesempatan bagi masyarakat untuk bertemu satu Suro di tahun ini. Acara berlangsung sakral khidmat dengan seluruh warga masyarakat yang berkumpul bersama, duduk melingkar melepaskan batas-batas latar belakang ekonomi dan sosial mereka di aula Bukit Tunggul Manik.

Beragam tradisi digelar dalam menyambut hadirnya bulan Suro, salah satunya adalah ngambengan. Tradisi ini merupakan tradisi makan bersama untuk menyambut bulan Suro ini. Dalam menjalankan tradisi ini, setiap kepala keluarga akan membawa ngambeng yang berupa nampan atau wadah berisi nasi dan lauk pauk yang disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga, dimana pada akhirnya ngambeng ini akan dimakan bersama oleh warga masyarakat. Tradisi ini dipercaya oleh masyarakat dapat membawa keberkahan tersendiri, khususnya di malam Suro yang spesial ini.


Selain tradisi ngambengan, budaya lainnya juga turut ditampilkan dalam memeriahkan peringatan malam satu Suro ini, diantaranya adalah tarian reog kendang yang merupakan tarian khas Tulungagung yang ditampilkan oleh mahasiswi kelompok 517 MMD UB ikut serta memeriahkan suasana perayaan malam satu Suro.

 Pertunjukkan kemudian dilanjutkan dengan semarak tarian jaranan yang ditampilkan oleh penari yang bersemangat menggerakkan jaran yang seolah hidup di malam satu Suro ini. Malam semakin larut, namun antusiasme warga masyarakat tidak surut, acara peringatan satu Suro kemudian diakhiri dengan penampilan barongan yang dimeriahkan oleh anak-anak desa Kradinan yang menari dengan semangat.

Semangat warga desa dalam peringatan satu Suro tetap bergelora di malam yang larut dengan gerimis yang mulai membasahi Bukit Tunggul Manik. Semarak dalam menyambut satu Suro sangat terasa dalam peringatan ini. Walaupun ditutup dengan tarian dan tepuk tangan, warga desa tetap teguh memperingati satu Suro sebagai hari yang sakral dan khidmat dalam diri masing-masing. Seraya saling mengevaluasi diri dan berdoa untuk kehidupan yang lebih baik lagi di bawah naungan Gusti yang Pengasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun