Mohon tunggu...
Muhammad Uzair
Muhammad Uzair Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

saya seorang mahasiswa yang suka menjelajahi hal-hal baru terutama terkait dengan hukum dan perkembangan hukum di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Peran Adat dalam Mempertahankan Kearifan Lokal atas Tradisi Upacara Adat Ngaben di Bali

1 April 2024   23:00 Diperbarui: 2 April 2024   16:59 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bali, sebuah pulau kecil yang terletak di antara gugusan Kepulauan Nusa Tenggara, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan warisan budayanya yang kaya. Salah satu tradisi yang paling kental dijaga dan dilestarikan adalah upacara adat Ngaben. Upacara ini bukan hanya sekadar ritual pemakaman, tetapi juga sebuah perayaan budaya yang sarat dengan makna dan simbolisme, yang menyoroti pentingnya peran adat dalam mempertahankan kearifan lokal.

Upacara Ngaben merupakan bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan masyarakat Hindu Bali. Yang mana di dalamnya terkandung nilai-nilai, keyakinan, dan filosofi yang berasal dari ajaran agama Hindu serta tradisi leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Perjalanan roh yang dianggap sangat penting dalam kepercayaan Hindu di Bali, menjadi pusat dari upacara Ngaben. Hal ini bukan hanya penghormatan terhadap orang yang meninggal, tetapi juga pembebasan roh dari belenggu dunia fana menuju alam baka.

Peran adat dalam upacara Ngaben sangatlah penting. Adat di sini bukan hanya prosedur formal yang harus dipatuhi, tetapi merupakan jati diri masyarakat Bali yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat mereka. Adat berperan sebagai pemelihara dan penghubung antara masyarakat dengan tradisi leluhur mereka. Dalam konteks Ngaben, adat memberikan kerangka yang jelas tentang bagaimana upacara harus dilaksanakan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan upacara dan prosesi pemakaman.

Upacara Ngaben juga merupakan momen di mana komunitas lokal bersatu untuk memberikan dukungan moral dan praktis kepada keluarga yang berduka. Ini mencerminkan solidaritas dan rasa kebersamaan yang erat di antara masyarakat Bali. Dalam kegiatan persiapan Ngaben, warga saling membantu dengan menyediakan tenaga, material, atau dukungan emosional kepada keluarga yang berduka. Hal ini menegaskan betapa kuatnya nilai gotong royong dalam budaya Bali, yang juga merupakan salah satu pilar utama dalam adat mereka.

Selain itu, melalui upacara Ngaben, kearifan lokal Bali terus diperkuat dan dilestarikan. Simbolisme yang kaya dalam setiap tahapan upacara, mulai dari persiapan jenazah hingga prosesi pembakaran, membawa pesan-pesan filosofis yang dalam. Misalnya, penggunaan api sebagai alat pemurnian, atau penggunaan bahan-bahan alami dalam pembuatan bade (patung yang akan dibakar), menunjukkan kedekatan masyarakat Bali dengan alam dan keyakinan mereka akan siklus kehidupan yang tak terputus.

Pemeliharaan Warisan Budaya

Peran adat dalam mempertahankan kearifan lokal atas tradisi Ngaben terlihat dalam pemeliharaan warisan budaya. Adat memiliki aturan dan norma yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Aturan-aturan ini mengatur segala aspek pelaksanaan upacara, termasuk tata cara, mantra-mantra, dan persembahan yang harus dilakukan. Adat menjadi panduan yang kokoh bagi masyarakat Bali dalam menjaga kesucian dan kesakralan upacara Ngaben, sehingga tradisi ini dapat terus hidup dan dilestarikan.

Pembelajaran Budaya bagi Generasi Muda

Peran adat juga terlihat dalam pembelajaran budaya bagi generasi muda. Upacara Ngaben tidak hanya menjadi ajang pemenuhan kewajiban spiritual, tetapi juga menjadi bentuk pendidikan budaya yang berharga. Melalui proses persiapan dan pelaksanaan upacara, generasi muda belajar tentang nilai-nilai kehidupan, etika, dan penghormatan terhadap leluhur. Mereka diajarkan untuk menghargai dan memahami tradisi adat yang menjadi identitas budaya mereka. Dengan demikian, adat berperan sebagai sarana penting dalam melestarikan kearifan lokal dan meneruskannya kepada generasi mendatang.

Penguatan Jaringan Sosial dan Solidaritas

Adat juga memiliki peran dalam memperkuat jaringan sosial dan solidaritas di masyarakat Bali. Pelaksanaan upacara Ngaben melibatkan berbagai peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota masyarakat. Mulai dari persiapan tempat kremasi, pemotongan kayu bakar, hingga pengaturan tata kelola upacara, semua dilakukan dengan gotong royong oleh warga setempat. Kolaborasi dan kerjasama dalam melaksanakan upacara adat ini memperkuat ikatan sosial antara warga dan membangun solidaritas di antara mereka. Adat menjadi penghubung yang mempersatukan masyarakat dalam momen-momen penting seperti upacara Ngaben.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun