Pada era modern seperti saat ini halal lifestyle menjadi tren gaya hidup yang banyak diminati masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Muslim. Halal lifestyle merupakan sebuah gaya hidup yang menerapkan prinsip dengan nilai-nilai islami atau syariat. Tren ini tidak hanya digunakan di Indonesia, bahkan ini juga menjadi tren masyarakat internasioanal.Â
Seperti yang dilansir dalam katadata.co.id halal lifestyle menjadi salah satu faktor berkembangnya ekonomi syariat di Indonesia. Ada banyak sekali yang memberikan sektor kebutuhan halal yaitu kuliner, fashion, farmasi, media, kosmetik, wisata dan sebagainya. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) sektor Halal Value Chain (HVC) memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 24,86 % di tahun 2020Â
Salah satu tren halal yang sedang populer adalah fashion. Tren halal ini memberikan efek yang berbeda terhadap konsumen khususnya seorang muslimah. Bagaimana tidak, pakaian syar'i secara tidak langsung membuat seorang muslimah berpakaian dengan menutup auratnya dan membuat seorang wanita lebih nyaman, aman dan terhindar dari pelecehan ketika sedang melakukan perjalanan atau ketika sedang melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan State Of Global Islamic Economy Report pada tahun 2014-2019, industri fashion Muslim Indonesia meningkat di setiap tahunnya, pada tahun 2019 sebesar 37,9 %. Bahkan konsumsi fashion Muslim mencapai USD 238 miliar dan kemungkinan besar angka ini bisa meningkat hingga tahun 2024. Pencapaian tertinggi Indonesia dalam konsumen halal fashion yaitu menduduki posisi kelima terbesar di dunia pada tahun 2020. Ini juga menunjukkan bahwa besarnya minat warga negara Indonesia terhadap Muslim fashion.Â
Bidang kuliner pun tidak kalah besarnya dengan bidang fashion. Indonesia pernah menduduki peringkat pertama dengan menjadi konsumen kuliner halal dengan USD 114 miliar. Namun, Indonesia masih tertinggal jauh dalam bidang industrinya. Justru Brazil dan India yang sangat mendominasi dalam industri ini, seperti yang kita ketahui mayoritas masyarakatnya kedua negara tersebut adalah non-Muslim. Hal ini yang membuat bertanya tanya, mengapa negara dengan mayoritas non-Muslim bisa menguasai industri halal. Menurut Data Global Islamic Economic Report pada tahun 2019 negara Brazil menjadi eksportir terbesar dengan USD 5,5 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia hanya menjadi produsen saja dalam bidang kuliner.Â
Peluang Indonesia menjadi negara terbesar dalam mengekspor industri halal masih terbuka lebar. Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki warga negara dengan mayoritas Muslim, yang artinya dengan banyaknya masyarakat Muslim ini bisa menjadikan kesempatan emas untuk menumbuhkan potensi halal lifestyle di Indonesia.Â
Ada lebih banyak lagi sektor yang menyediakan produk halal salah satunya kosmetik, karena dengan kosmetik yang berlabelkan halal dan BPOM, masyarakat bisa lebih mempercayai produk tersebut dibandingkan dengan produk yang tidak berlabel BPOM dan halal. Ada juga obat-obatan, obat- obatan yang telah disertifikati oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) lebih terjamin keamanannya.Â
Wakil Presiden Indonesia KH Ma'ruf Amin mengungkapkan bahwa negara ini harus lebih bekerja keras agar bisa menjadi nomor satu dalam mengembangkan industri halal dan perekonomian syariat di kemudian hari. Kita sebagai warga negara Indonesia mengharapakan tren halal lifestyle ini makin besar dan berkembang, tidak hanya di bidang kuliner dan fashion saja, tetapi juga di bidang lainya seperti travel, wisata halal, dan sebagainya. Dan menjadikan Indonesia sebagai industri halal terbesar di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H