Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Â Pembelajaran Berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi pembelajaran yang independen. Saat guru merespon kebutuhan belajar siswa, berarti guru mendiferensiasikan pembelajaran dengan menambah, memperluas, menyesuaikan waktu untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pemberajaran berdiferensiasi, antara lain: 1. Mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa. 2. Merancang perencanaan dan strategi sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa. 3. Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa. 4. Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala.
Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilksanakan jika sekolah sudah memiliki kebijakan tentang penerapannya pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inkusif. Termasuk di dalamnya komunikasi yang terstruktur dengan komite sekolah, guru, dan orangtua. Guru harus memperhatikan beberapa apek dalam belajar dan pembelajaran. Ada enam (6) elemen yang berkontribusi terhadap belajar dan pembelajaran.
Peserta didik memiliki berbagai ragam minat dan bakat. Setiap individu bisa sangat berbeda satu sama lain sehingga guru perlu perhatian khusus kepada setiap muridnya. Secara umum anak-anak memiliki 3 cara belajar yaitu kinestik, audio, dan visual. Guru dapat memilih gaya yang berbeda untuk tugas yang berbeda, atau menggunakan kombinasi gaya mengajar. Guru harus memikirkan bagaimana cara menyajikan informasi dan memberikan kesempatan belajar bagi siswa. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar auditif; dan (3) gaya belajar kinestetik.
Adapun tingkat dan jenis kecerdasan siswa dapat berbeda beda dikarenakan berbagai macam faktor seperti genetik, lingkungan dll. Preferensi kecerdasan, didasarkan pada konsep kecerdasan majemuk Howard Gardner dan konsep kecerdasan triarkis Robert Sternberg. Ada delapan jenis kecerdasan, dimana setiap orang memiliki satu bahkan lebih jenis kecerdasan. Oleh karena itu guru harus siap terhadap semua jenis siswa sehingga siswa dapat mendapatkan pembelajaran dengan baik dan pada akhirnya dapat berguna di dunia masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H