Mohon tunggu...
Muhammad Ubaidillah
Muhammad Ubaidillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Gerakan Gender di Dunia Islam Sejarah dan Tantangan Masa Kini

14 Oktober 2024   18:18 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan gender dalam dunia Islam memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dipengaruhi oleh faktor sosial, politik, dan budaya yang berbeda di berbagai wilayah. Perjuangan untuk kesetaraan gender dalam konteks Islam sering kali terjalin dengan interpretasi agama, tradisi lokal, kolonialisme, serta modernisasi.

Sejarah Gerakan Gender dalam Islam

1. Zaman Nabi Muhammad SAW Pada awal penyebaran Islam di abad ke-7, ajaran Nabi Muhammad SAW membawa perubahan yang signifikan terhadap status perempuan. Beberapa perubahan penting meliputi:

* Hak atas pendidikan: Perempuan didorong untuk belajar, seperti halnya Aisyah, istri Nabi, yang menjadi seorang cendekiawan Islam.

*Hak properti: Islam memberi perempuan hak untuk memiliki harta, berbisnis, dan mewariskan kekayaan, yang sebelumnya terbatas dalam banyak budaya pra-Islam.

*Pernikahan dan perceraian: Perempuan mendapatkan hak dalam hubungan pernikahan, termasuk hak untuk memilih pasangan dan hak untuk bercerai.

2. Era Kekhalifahan dan Tradisi Lokal Seiring dengan ekspansi Islam di berbagai wilayah, praktik-praktik budaya lokal mulai mempengaruhi penerapan hukum-hukum gender Islam. Di beberapa tempat, perempuan tetap mengalami keterbatasan sosial, meskipun hak-hak yang dijamin dalam Al-Quran ada. Sistem patriarkal yang kuat di beberapa kawasan membuat perempuan sulit untuk sepenuhnya mengakses hak-hak tersebut.

3. Periode Kolonialisme Pada era kolonialisme (abad 19 dan awal abad 20), banyak negara mayoritas Muslim berada di bawah kekuasaan kolonial Eropa. Kolonialisme memperkenalkan pandangan Barat tentang gender, tetapi sering kali dengan cara yang memandang rendah budaya dan hukum Islam. Hal ini menimbulkan reaksi, di mana sebagian komunitas Muslim mencoba mempertahankan tradisi mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. Dalam banyak kasus, hal ini juga memperkuat struktur patriarkal.

Namun, era ini juga memunculkan tokoh-tokoh perempuan Muslim yang mengadvokasi reformasi sosial. Di Mesir, misalnya, feminis seperti Huda Sha'arawi mulai memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk bekerja, pendidikan, dan hak memilih.

4. Masa Kemerdekaan dan Modernisasi Setelah negara-negara Muslim merdeka dari penjajahan di pertengahan abad ke-20, banyak pemimpin nasionalis menggunakan retorika modernisasi dan pembangunan untuk memperkenalkan perubahan terhadap hak-hak perempuan. Di beberapa negara, seperti Mesir dan Tunisia, perempuan mulai mendapatkan lebih banyak kebebasan, termasuk hak memilih dan berpartisipasi dalam politik. Namun, modernisasi ini juga menciptakan ketegangan antara tradisi agama dan perubahan sosial.

Tantangan Gerakan Gender di Dunia Islam Saat Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun